Njujug Tajug Lesbumi, Budaya Tangkal Gerakan Radikalisme
CIREBON-Njujug Tajug atau mendatangi masjid menjadi salah satu upaya menangkal aksi kekerasan di Kabupaten Cirebon. Dikolaborasikan dengan kesenian, kegiatan ini mengedepankan pendekatan budaya. Njujug Tajug digagas Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Cirebon yang prihatin terhadap aksi kekerasan yang berujung kekerasan fisik, teror dan konflik terbuka, menjadi sebuah problem yang dihadapi oleh sejumlah warga negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Sejumlah wilayah di Indonesia, saat ini juga, mulai merasakan dampak dari aksi-aksi ektremisme tersebut. Salah satunya adalah Cirebon. Kasus yang paling besar terjadi di Kota Udang itu, yaitu terjadinya aksi bom bunuh diri di Masjid Az-Zikra di Mapolresta Cirebon pada tahun 2011 lalu. Pasca aksi ini, nama Cirebon kerap dikaitkan dengan aksi-aksi teror lainnya di Indonesia. Walaupun peristiwa tersebut tidak terjadi di Cirebon, namun aksi-aksi yang tidak memiliki nilai kemanusiaan itu, pelakunya berkaitan dengan jaringan Cirebon. \"Kami menggandeng pegiat seni budaya untuk berperan menangkal gerakan-gerakan ekstremisme ini sebagai formula mencegah kekerasan meluas,\" kata Sekretaris Lesbumi, Agung Firmansyah saat diskusi di Hotel Apita, Kabupaten Cirebon, Senin (5/8/2019). Menurutnya, pencegahan penyebaran gerakan ekstremisme melalui seni budaya merupakan salah satu upaya pencegahan dengan pendekatan yang lunak. Pendekatan dengan gaya ini dinilai penting dilakukan dan sejalan dengan program Lesbumi yang diberi nama Njujug Tajug. Dalam Njujug Tajug, mereka meramaikan tajug-tajug di sejumlah kecamatan se-Kabupaten Cirebon melalui sejumlah kegiatan kesenian. Beberapa kegiatan yang akan dilakukan, di antaranya pagelaran seni budaya di tajug-tajug dan kursus kebudayaan bagi kaum muda. \"Kegiatan ini akan dilakukan terjadwal dan bergantian,\" cetusnya. Selain Lesbumi, sejumlah lembaga lainnya yang masih dibawah naungan PCNU Kabupaten Cirebon, juga akan terlibat dalam kegiatan ini. Lembaga-lembaga ini, nantinya akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan programnya masing-masing, untuk mendukung program Njujug Tajug ini. Untuk saat ini, lembaga yang akan terlibat yaitu Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), Lembaga Ta\'mir Masjid (LTM NU), Lemabaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dan LP Ma\'arif. \"Lembaga-lembaga tersebut sudah menyiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan bebarengan dengan program Njujug Tajug ini,\" kata Agung. Nantinya, lembaga-lembaga tersebut akan melaksanakan program pengecatan masjid, Bersih-Bersih Musala (BBM), pengobatan dan pemeriksaan kesehatan, pelatihan hitung cepat dan dakwah millenial. Agung berharap, gerakan yang dilakukan oleh Lesbumi ini, nantinya bisa dijadikan model pencegahan penyebaran gerakan ekstremisme di Indonesia. \"Semoga gerakan ini bisa dijadikan model pencegahan penyebaran gerakan ekstremisme di Indonesia,\" harapnya. Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH. Aziz Hakim Syaerozi mengatakan bahwa bahwa Nahdlatul Ulama sejak dulu mengajarkan dakwah yang santun, moderat dan toleran bagi masyarakat di Indonesia. “Para Wali, Para Ulama, Para Kyai mengajarkan dakwah Islam yang santun, moderat, dan toleran. Indonesia tumbuh dalam suasana multikultural dengan berbagai suku, budaya, bahasa dan adat istirahat yang beragam,” terangnya. Senada disampaikan Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH. Wawan Arwani Amin bahwa Nahdlatul Ulama berjasa dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Namun menurutnya sulit untuk mengisi kemerdekaan Indonesia karena memiliki banyak tantangan. “Nahdlatul Ulama sudah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, namun setelah merdeka kita memiliki banyak tantangan, tidak semudah seperti berjuang dalam kemerdekaan. Tantangan terberat adalah adanya faham radikalisme dan fundamentalis,” tegasnya. Kang Wawan sapaan akrab beliau, mengajak kelompok moderat untuk turut ikut andil dan bicara kepada khalayak luas. Bahwa Indonesia adalah negara yang beragam, maka harus ada tawaran ajaran Islam yang moderat. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: