Dorong Potensi Pariwisata Kuningan, Dibangun Terminal Wisata di Paniis
KUNINGAN – Rencana pemerintah daerah untuk membangun terminal wisata terpadu di Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, akhirnya mendapat dukungan dari pemerintahan desa setempat. Bahkan, Bupati Acep Purnama bakal menyediakan dua unit bus wisata di terminal tersebut. Terminal itu diperlukan untuk kenyamanan wisatawan yang datang ke Kebun Raya Kuningan dan objek wisata lainnya. Serta untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kesiapan untuk bersama-sama menyukseskan pembangunan terminal wisata terpadu itu terungkap usai adanya diskusi antara pemerintah daerah dengan Pjs Kepala Desa Paniis, BPD Paniis, tokoh masyarakat, serta perwakilan masyarakat desa setempat, akhir pekan kemarin. Hadir pula Wakil Komisi II DPRD Kuningan Udin Burhanudin, Anggota Komisi IV DPRD Nuzul Rachdy, dan Kabag Humas Setda, Wahyu Hidayah. Dalam kesempatan itu, Bupati Acep Purnama menuturkan, keberadan terminal wisata terpadu nantinya dapat meningkatkan berbagai potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Kuningan. Bupati juga meyakinkan pada perwakilan masyarakat Desa Paniis, untuk tidak ada keraguan dalam proses pembangunan Terminal Wisata Terpadu tersebut. “Maka dari itu, kita harus kompak dan bekerja sama dalam mewujudkan hal tersebut. Saya juga akan mempersiapkan dua mobil pariwsata khusus di terminal wisata terpadu, untuk melayani rute ke tempat-tempat wisata yang berada di sekitarnya,” ucapnya. Acep mengatakan, langkah ini sebagai upaya mewujudkan visi dan misi Kuningan Maju (Makmur, Agamis, Pinujul) Berbasis Desa tahun 2023. Sebab pemerintah daerah berkomitmen, akan mengembangkan 100 desa pinunjul, dengan target pertama yaitu sebanyak 25 desa wisata. “Karena itu, untuk memudahkan para pengunjung wisata, pemerintah daerah akan membangun terminal wisata terpadu di Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan,” tandasnya. Karena itu, bupati berharap, ketika sudah berfungsi dengan baik, maka masyarakat juga bisa untuk lebih memfungsikan terminal wisata dengan membuat mobil wisata serupa. Hal itu sebagai sarana penunjang pariwsata selanjutnya. “Dengan banyaknya potensi pariwisata di Kabupaten Kuningan, kita harus bisa menangkap potensi tersebut dengan baik. Dan pada saat itulah, kita harus mempunyai terminal wisata terpadu dengan bentuk dan desain yang menarik untuk menarik minat pengunjung berwisata,” ujarnya. Pertemuan bupati dengan perangkat Desa Paniis adalah yang ke sekian kalinya terkait rencana pembangunan terminal terpadu. Sebelumnya, ada warga Paniis yang keberatan jika lokasi terminal berada di lahan produktif. Warga meminta agar terminal dibangun di lokasi semula, yakni lahan tidak produktif tak jauh dari SMPN 2 Pasawahan. Seperti yang diberitakan Radar Kuningan, rencana Pemkab Kuningan membangun terminal wisata terpadu di Desa Paniis, Kecamatan Pasawahan, mendapat penolakan warga. Pasalnya, lahan yang akan digunakan merupakan kawasan pertanian produktif yang banyak memberi manfaat untuk masyarakat. \"Kami trauma dengan kejadian beberapa tahun lalu yang menyebabkan banyak lahan produktif di Desa Paniis harus beralih fungsi, di antaranya untuk balai pembenihan dan pembibitan ikan serta embung yang manfaatnya lebih banyak dirasakan oleh desa tetangga. Sekarang ditambah lagi untuk terminal wisata, kami sangat keberatan jika lahan produktif di Desa Paniis semakin berkurang yang berdampak pada pendapatan desa,\" ungkap Saap mewakili warga Paniis kepada kepada Radar Cirebon, saat itu. Saap mengungkapkan, sebenarnya masyarakat Desa Paniis tidak keberatan dengan adanya rencana pembangunan Terminal Wisata yang awalnya disepakati akan memanfaatkan lahan tidur di Blok Bubulak. Namun persoalan muncul saat ada perubahan rencana mengalihkan proyek tersebut ke Blok Silumping yang merupakan lahan produktif milik desa. Menurut Saap, lahan di Blok Bubulak yang selama ini hanya tanah lapang dan tidak bisa ditanami. Sedangkan lahan di Blok Silumping yang berada tak jauh dari gapura Desa Paniis merupakan tanah produtif yang selama ini ditanami padi yang bisa dipanen hingga tiga kali dalam setahun. \"Kalau memang pemerintah bersikeras ingin menggunakan lahan tersebut untuk terminal, setidaknya ada penggantian yang nilainya sama dengan lahan tersebut. Kami ingin lahan pertanian diganti dengan lahan pertanian lagi. Kalau tidak mau, kami juga tidak keberatan kalau proyek terminal wisata ini dipindahkan ke desa lain,\" ujar Saap. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: