Manajemen DPUPR Perlu Dibenahi

Manajemen DPUPR Perlu Dibenahi

CIREBON - Manajemen Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Cirebon, diminta segera berbenah. Banyaknya pekerjaan yang belum selesai, namun masa kontrak sudah habis. Itu, salah satu contoh kongkret yang tidak bisa ditutupi. Demikian dikatakan anggota Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Anton Maulana ST kepada Radar, Jumat (14/2).

Anton menjelaskan, ada kesalahan manajemen yang dilakukan DPUPR. Kesalahan terus terulang, dan terus menjadi bumerang bagi dinas sendiri. Kesalahan utama adalah, kurangnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dimiliki oleh DPUPR. Jumlah paket pekerjaan, tidak sebanding dengan jumlah PPK yang dimiliki.

\"Jumlah PPK yang tidak pernah terpikirkan oleh Kadis DPUPR. Idealnya, 50 paket pekerjaan ditangani satu orang PPK. Sementara PPK hanya beberapa orang saja. Tentu setiap tahun masalah akan ada terus,\" terangnya.

Terkait persoalan mutasi yang kabarnya akan dilakukan awal bulan Februari depan, Anton berharap bupati tidak melakukan secara gegabah. Wacana bedol desa yang sempat dilontarkan, bukan menyelesaikan masalah. Alasannya, kalau banyak yang diganti, proyek akan berhenti.

\"Beri kesempatan dulu lah. Kecuali orang-orang yang memang punya masalah dan kinerjanya buruk. Kalau semua diganti, tidak jaminan yang baru bisa kerja. Ini persoalan teknis, jangan sampai pekerjaan malah terhenti,\" jelas Politisi Partai Golkar itu.

Anton juga berharap, pihak DPUPR lebih terbuka lagi terkait masalah komunikasi. Dirinya mengaku, banyak menerima laporan sulitnya menghubungi kepala dinas DPUPR, Avip Suherdian lantaran telepon selulernya selalu tidak aktif. Sementara posisi sekdis, sampai saat ini masih Plt oleh Kabid Saluran Air, Rahman.

\"Saya berharap, komunikasi dengan pejabat yang berkompeten di DPUPR segera dibuka kembali. Jangan sampai terhambat, yang nantinya malah menimbulkan masalah baru. Tolong jalankan undang undang keterbukaan informasi publik,\" tandasnya.

Sayangnya, beberapa kali hal itu dikonfirmasikan kepada Avip Suherdian maupun Rahman, yang bersangkutan selalu tidak ada di tempat. Begitu dengan telepon selulernya, tidak ada yang bisa dihubungi.  (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: