Tak Loyal, Chartam Terancam PAW

Tak Loyal, Chartam Terancam PAW

KUNINGAN – Suhu politik di internal Partai Nasdem Kuningan terus memanas. Satu-satunya anggota DPRD Kuningan dari Nasdem H Chartam Sulaiman terancam PAW (Penggantian Antar Waktu), karena dianggap tak loyal kepada partai.

Secara tidak langsung, arah pembicaraan DPD Partai Nasdem Kuningan ini muncul saat menggelar jumpa pers di Kafe Agra, Jalan Raya Cut Nyak Dien Kelurahan Windusengkahan, seberang kampus satu Uniku, Selasa (18/2). Hadir langsung dalam acara tersebut, Ketua DPD Partai Nasdem Kuningan Hj Elit Nurlitasari beserta jajaran, dan juga perwakilan DPC-DPC Nasdem.

“Hari ini tidak ada yang istimewa dan tidak ada juga sesuatu yang harus disikapi secara terlalu serius. Hari ini (kemarin, red) saya ingin mengajak teman-teman media untuk berkumpul saja, karena saya sudah lama tidak mengajak berkumpul,” kata Elit mengawali pembicaraan dan curhatannya.

Kendati demikian, sebagai Ketua DPD Partai Nasdem Kuningan, lanjut Elit, pihaknya ingin meluruskan pemberitaan yang selama dua minggu ini menyita pikiran, waktu, dan perasaannya sebagai ketua.

“Beberapa yang saya baca di media, tentunya hanya di media Radar, terkait masalah yang Rp1 miliar. Saya dan Pak Dewan (H Chartam) sudah dipanggil oleh DPW Nasdem Jawa Barat. Yang membicarakan yang Rp1 miliar itu tentunya bukan saya, karena saya tidak ingin terlibat di dalamnya. Namun demikian saya merupakan bagian yang ikut di dalamnya,” tuturnya.

Dijelaskan, saat ikut hadir di DPW Nasdem Jabar di Bandung bersama H Chartam, DPW pun menanyakan terkait masalah pinjaman Rp1 miliar (dari H Chartam ke Sekretariat DPRD Kuningan). Pada pertemuan kemarin, ia mengaku sudah mengundang Chartam untuk ikut menjelaskan ke media terkait persoalan yang bergulir ke publik, hanya saja Chartam lebih memilih tidak hadir dengan alasan sedang rapat di DPRD.

“Kebetulan saya tadi tuh mengundang Pak Dewan, tapi tidak hadir karena beliau mengatakan ada rapat. Jadi, saya mengundang, ini catat baik-baik, tidak serta merta saya sendiri di sini karena saya punya anggota dewan, punya sekretaris, punya bendahara, punya DPD, punya DPC, saya undang semua. Yang tidak hadir tidak apa-apa. Saya mungkin yang menerangkan apa yang saya dengar ketika saya di DPW,” jelas Elit.

Berdasarkan keterangan Chartam saat di DPW Nasdem Jabar, Elit pun membeberkan bahwa pinjaman Rp1 miliar untuk Sekretariat DPRD Kuningan itu, berawal dari Chartam meminta bantuan kepada salah satu bank di Kabupaten Kuningan. Dalam hal ini Chartam memberikan rekomendasi terkait pinjaman itu ke pihak bank.

“Sempat juga dewan saya mengatakan dia tidak berambisi untuk menjadi ketua, jadi dia tetap menjadi dewan. Itu yang saya dengar, sangat singkat sekali,” imbuhnya.

Selanjutnya, kata Elit, DPW Nasdem Jabar menanyakan terkait beberapa hal kepadanya selaku Ketua DPD Nasdem Kuningan. Pertama soal pemberitaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sekretariat DPD Nasdem yang sebelumnya mengontrak di Jalan RE Martadinata Cijoho, samping barat SPBU Cijoho. Ia mengaku awalnya tidak tahu menahu soal PBB, karena tidak tahu pula perjanjian apa yang dibuat oleh Ketua DPD Nasdem terdahulu (almarhum Eka Sugiarto) dengan pihak yang rumahnya disewakan.

“Tetapi lazimnya yang namanya PBB itu pembayarannya oleh yang punya rumah, atau yang mengontrakkan. Kalau yang harus kita bayar adalah hak habis pakai, seperti listrik, PAM, wifi, itu biasanya dilakukan oleh si pengontrak. Kalau PBB itu bisa saja dilakukan oleh kita (pengontrak), tetapi dengan catatan ada perjanjian di awal,” jelasnya.

Lalu ia menjelaskan terkait masalah loyalitas, yang di dalamnya ada yang menyebut Ketua DPD Nasdem tidak loyal. Ia mengingatkan, loyal itu dilakukan antara bawahan ke atasan, bukan atasan kepada bawahan.

“Yang namanya atasan ke bawahan itu adalah perhatian. Kalau saya sebagai ketua DPD bukan kurang loyalitas, mungkin kurang perhatian. Jadi, loyal itu bawahan ke atasan, bukan atasan ke bawahan,” sindir Elit.

Terkait pemberitaan adanya 23 DPC Nasdem yang sudah mengundurkan diri, Elit pun menjelaskan hingga saat ini belum ada surat resmi kepada DPD dari DPC Nasdem yang mengundurkan diri sebagaimana diberitakan beberapa waktu lalu. Menurutnya, dalam hukum, seseorang yang mengundurkan diri itu bukan pakai urat, tapi pakai surat. Karena kalau pakai urat saja, hal itulah yang justru membuat sakit hati orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: