Soal Penutupan PG Sindanglaut, DPRD Ingin Kaji Ulang

Soal Penutupan PG Sindanglaut, DPRD Ingin Kaji Ulang

“Berbagai perwakilan terkait pabrik gula sudah kita undang. Sudah kita berikan pemahaman dan sosialisasi. Alhamdulillah, mereka, khususnya para petani, mengerti kondisi pabrik. Tahun ini PG Sindanglaut memang tidak giling. Harapan kita kondisinya membaik dan tahun-tahun berikutnya bisa giling lagi. Makanya alat dan mesin tetap ada di dalam PG Sindanglaut. Untuk tebunya, akan digiling di PG Tersana Baru,” jelasnya.

Dijelaskan Erwin, dari banyak sisi PG Tersana Baru lebih memiliki banyak keunggulan ketimbang PG Sindanglaut. Mulai kapasitas giling yang lebih besar hingga performance PG yang jauh lebih sehat dan bagus jika dibandingkan dengan PG Sindanglaut.

“Beberapa tahun terkahir kit terus mengalami kerugian. Di tahun 2016 rugi Rp430 juta, tahun 2017 sebesar Rp1,5 miliar, tahun 2018 sebesar Rp5,5 miliar dan pada 2019 sebesar Rp1,5 miliar. Kalau secara performance masih bagus PG Tersana Baru. Oleh karena itu, tebu dari wilayah Sindanglaut akan digiling di Tersana Baru,” bebernya.

Erwin pun tak menampik jika akan banyak dampak yang dirasakan terkait berhentinya operasional PG Sindanglaut untuk musim giling tahun 2020. Namun, menurutnya, kelangsungan pabrik sangat erat kaitannya dengan ketersedian lahan. Selama ada lahan, maka pabrik akan terus beroperasi.

“Memang akan terasa dampaknya, tapi mudah-mudahan bisa diminimalisir. Kalau dari pekerja, semua karyawan tetap akan ditarik ke Tersana Baru. Sementara untuk PKWT (Perjanjian Kerja atau Pekerja Kontrak Waktu Tertantu, red) akan diberdayakan sesuai kebutuhan perusahaan. Tapi untuk bagian tanam akan diberdayakan karena area lahan di Sindanglaut masih ada dan luas,” katanya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: