Masyarakat Harus Proaktif Dalam SP 2020

Masyarakat Harus Proaktif Dalam SP 2020

BANDUNG - Masyarakat Jawa Barat diminta untuk berpartisipasi aktif dalam program Sensus Penduduk 2020 (SP 2020) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). \"SP 2020 sudah dimulai 15 Februari  lalu. Kunci keberhasilan dari pelaksanaan ini adalah partisipasi masyarakat. Masyarakat tidak boleh main-main. Harus mengisi pertanyaan dengan memberikan jawaban yang jujur dan benar,\" kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja usai menghadiri Rapat Koordinasi Pelaksanaan Sensus Penduduk Online di Hotel Aston, Kota Bandung, kemarin (19/2).

Setiawan melanjutkan, kunci keberhasilan lainnya adalah dukungan penuh dari dinas/instansi/OPD, badan/lembaga/institusi, organisasi, serta seluruh pihak lain. \"Peran lembaga juga penting,\" lanjutnya.

Ditegaskan bahwa sensus penduduk secara online yang baru pertama dilakukan di Indonesia ini memudahkan pekerjaan pendataan dan mengindari hal-hal seperti kesalahan dalam input data serta pengulangan saat proses pendataan.

\"Sistem yang online ini adalah salah satu sistem yang memudahkan ada efisien atas segala sumber daya. Juga, menghindari perhitungan dua kali,\" tegasnya.

Agar SP 2020 ini lebih masif di masyarakat, BPS Jawa Barat bersama elemen terkait perlu melakukan edukasi terkait bagaimana cara mengelola data kependudukan yang perlu dilakukan secara digital.

\"Berikutnya adalah budaya, karena saat ini mau tidak mau kita sedang memasuki era Industri 4.0, di dunia manapun digitalisasi ini menjadi suatu keharusan. Jadi ini merupakan kesempatan, saat kita bicara masalah sensus penduduk 2020 dengan cara online, maka mau tidak mau kita juga mengedukasi seluruh elemen masyarakat untuk familier dalam penggunaan digitalisasi,\" ungkapnya.

Sementara,  Kepala BPS Provinsi Jawa Barat, Dody Herlando mengatakan bahwa SP 2020 merupakan tahap pertama untuk pencacahan lengkap di 2020. Dalam tahap ini, akan ada 21 pertanyaan dasar seperti nama lengkap, alamat, pekerjaan, pendidikan dan perumahan.

\"Tahap kedua adalah pencacahan sampel yang akan dilakukan di tahun 2021 dengan mengajukan 82 pertanyaan yang lebih detil yang mencakup keterangan individu, migrasi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perumahan, fertilitas dan mortalitas,\" katanya.

Dengan memperhatikan mobilitas penduduk yang tinggi, ketersediaan data registrasi, dan kemajuan teknologi, lanjut Dody, maka dalam pelaksanaan SP 2020 terdapat dua perubahan mendasar.

Pertama, menggunakan metode kombinasi dengan cara menggunakan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) sebagai data dasar/prelist menuju Satu Data Kependudukan. Kedua, adalah pengumpulan data akan dilakukan dengan tiga moda pengumpulan data.

SP 2020 Online sendiri dimulai pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020. Masyarakat bisa mengisi data dengan mengakses situsweb sensus.bps.go.id.

Masyarakat yang belum mengikuti SP Online akan didatangi petugas yang akan melakukan SP Wawancara dengan menggunakan smartphone/tablet pada 1 hingga 31 Juli 2020. Sementara tahap kedua yakni pencacahan sampel berlangsung pada Juli 2021. (jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: