270 WNI di Kapal Dream World Akan Dijemput di Tengah Laut

270 WNI di Kapal Dream World Akan Dijemput di Tengah Laut

JAKARTA – Jumlah WNI yang bekerja di kapal ternyata tidak hanya di Diamond Princess yang kini tertahan di Yokohama, Jepang. Ada juga WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal pesiar Dream World.Jumlahnya 270 orang. Sampai kemarinpemerintah pusat belum menentukan lokasi atau tempat observasi 270 WNI ini.

Meski demikian skenario penjemputan tidak berubah. Teknisnya, kapal milik TNI AL akan bertemu dengan kapal pesiar Dream World di perairan internasional di dekat Pulau Bintan. Namun, kapal tidak akan langsung berpapasan melainkan para WNI turun menggunakan sekoci.

Secara teknis, para WNI yang menjadi ABK di kapal Dream World akan dijemput menggunakan kapal milik TNI AL. Setelah berhasil dipindahkan mereka langsung diobservasi saat boarding di kapal. “Ya begitu skenarionya. Karena memang datanya dari awal dikatakan mereka tidak sakit Covid-19 (virus corona) tapi bisa saja ada sakit yang lain,” kata Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto.

Para ABK akan langsung diperiksa kesehatan secara menyeluruh oleh tim kesehatan yang disiapkan di atas kapal milik TNI AL tersebut. Apabila mereka dalam kondisi sehat, WNI tersebut tetap diobservasi selama 14 hari. “Nah untuk jarak tempuh dari Jakarta menuju lokasi atau posisi terakhir kapal tersebut membutuhkan waktu sekitar 20 jam. Apabila sudah ada keputusan dari pemerintah maka kapal segera menjemput WNI yang di kapal Dream World,” jelasnya.

Ratusan ABK itu masuk ke dalam kelompok Orang Dalam Pemantauan (ODP). Oleh sebab itu, perlu observasi guna menghindari risiko terburuk. Pemerintah akan berusaha mencari cara yang paling aman bagi WNI maupun masyarakat yang akan menerima mereka setelah dikembalikan ke keluarganya. “Untuk pola ini persis yang dilakukan beberapa waktu lalu saat melakukan observasi di Natuna,” katanya.

Sebelumnya kapal pesiar Dream World menurunkan seluruh penumpang di Hong Kong. Selepas itu, kapal berbendera Malaysia itu langsung berlayar tanpa penumpang, namun masih ada sekitar 1.104 ABK. “Dari jumlah ABK tersebut sekitar 270-an orang merupakan WNI,” jelas Achmad Yurianto.

Saat seluruh penumpang sudah turun, otoritas Hong Kong langsung melakukan pemeriksaan kepada seluruh awak kapal menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan semuanya negatif. Namun, beberapa hari setelah penumpang turun dari kepal tersebut salah seorang dari mereka diketahui atau dilaporkan positif terserang virus corona. “Pada saat pemeriksaan kapal sudah berlayar lagi tanpa penumpang arah ke Malaysia,” ujar dia.

Setelah ada informasi satu orang penumpang positif corona, maka semua negara menolak kapal Pesiar Dream World untuk bersandar. Posisi terakhir kapal tersebut meminta izin untuk besandar di wilayah Bintan tapi pemerintah Indonesia menolak.

KAPAL MS WESTERDAM

WNI yang menjadi ABK juga ada di kapal pesiar MS Westerdam. Kapal ini sempat berlabuh di Kamboja, kemudian melanjutkan pelayaran setelah penumpang dinyatakan negatif terinfeksi virus corona.

“Kementerian Kesehatan Kamboja menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan ulang tak ditemukan ada penumpang dan awak kapal Westerdam yang positif Covid-19,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha melalui pesan singkat, Jumat (21/2).

Kapal tersebut direncanakan melanjutkan pelayarannya menuju Filipina pada 22 Februari 2020. “Info yang kami terima, para kru WNI memilih untuk tetap bekerja dan melanjutkan pelayaran bersama Westerdam,” ujar Judha.

Pemeriksaan ulang terhadap kru kapal MS Westerdam dilakukan setelah seorang penumpang kapal tersebut dilaporkan terinfeksi virus corona. Dari 362 WNI yang tercatat sebagai kru kapal tersebut, sebagian di antaranya telah menyelesaikan kontrak kerja dan memilih pulang ke Tanah Air.

Kapal MS Westerdam sempat ditolak oleh lima negara karena kekhawatiran terhadap virus corona, sebelum akhirnya diperbolehkan masuk ke Kamboja.Pada 13 Februari pagi, Kementerian Kesehatan Kamboja menyatakan tidak ada satu pun penumpang kapal tersebut yang membawa virus Covid-19 setelah mengumpulkan sampel dari para penumpang dengan gejala sakit atau mirip flu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: