Pergeseran Tren Hewan Peliharaan

Pergeseran Tren Hewan Peliharaan

Cupang hias tidak hanya diminati anak-anak. Ikan jenis ini, mulai dilirik pehobi. Tak sedikit juga yang menjadikannya bisnis, lantaran potensi keuntungan menggiurkan.

ADE GUSTIANA, Cirebon

HABIS love bird, berganti cupang. Itu diutarakan Ahmad, mengingat pehobi ikan cupang mayoritas adalah peralihan dari mereka yang sebelumnya mencintai burung kecil dengan warna indahnya itu.

Bisnis ikan cupang semakin menjanjikan sejak 1 tahun terakhir. Ahmad Juniarman sendiri telah 6 tahun berkecimpung di dalamnya.

Kecintaannya terhadap ikan hias berawal dari sang buah hati, yang membeli cupang di pasar. Rupanya, keindahan ikan tersebut membuatnya kepincut.

Mulailah Ahmad mencicil sedikit demi sedikit, berkembang biak dan menjadi banyak. Sudah tidak lagi diragukan koleksi cupang milik Ahmad. Saking banyaknya, rumahnya sudah tidak lagi mampu menampung.

Belakangan, peminat ikan cupang berasal dari beragam usia. Harga yang dijual juga bervariasi. Mulai dari yang hanya ribuan, hingga ratusan tibu. Pastinya tergantung motif dan jenis.

Lantaran sedang tren, dalam satu bulan pria 39 tahun ini bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. \"Bulan kemarin tembus Rp8 juta. Termasuk yang tertinggi juga dalam kurun waktu 1 tahun terakhir,\" ujar ayah dari 4 orang putra itu, kepada Radar Cirebon di kediamannya Gang Sanusi, RT 01 RW 02 Karang Baru, Kelurahan Sunyaragi.

Ahmad menamai bisnisnya: Istana Cupang Sunyaragi. Di awal menggeluti, ia sangat aktif dalam organisasi atau komunitas cupang di Cirebon. Mulai sekedar bertukar pikiran, hingga melakukan kontes. Seiring berjalannya waktu, ia mulai vakum. Fokus kepada keluarga dan anak-anak. Maklum, selain berbisnis, pria kelahiran 1989 itu juga merupakan seorang karyawan di PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) III Cirebon yang telah bekerja selama 20 tahun.

Kini, Ahmad mulai menularkan bisnis ikan cupang kepada anak-anaknya. Membiasakan anak sebagai pengusaha, bukan sebagai karyawan. Dimulai dari hal paling kecil. Seperti membantu sang ayah ketika membersihkan aquarium dan mengganti air, hingga melayani pembeli.

Mereka paham betul, bahkan mengetahui masing-masing harga ikan yang di jual. \"Bisnis ini (ikan cupang, red) sebetulnya untuk mereka (anak-anak, red). Diajarkan sejak kecil, mendapatkan uang jangan hanya sekedar minta,\" tukasnya.

Untuk seorang pehobi memelihara cupang tidaklah repot. Hanya perlu mengganti air di aquarium, 1 kali dalam 1 pekan. Meski berbisnis, sejak awal Ahmad tidak berorientasi pada uang. Lebih kepada teman dan jaringan yang ia bangun bersama rekan-rekan sesama pehobi ikan cupang. \"Semua orang bisa mencari uang, tapi tidak semua orang punya teman banyak. Paling mahal itu teman,\" katanya.

Dalam sekali berkembang biak, seekor induk bisa menghasilkan hingga ratusan anak cupang. Apalagi bila cupang itu jenis giant yang ukurannya lebih besar. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: