Menjadi Driver Ojol Tidak Seindah Dulu

Menjadi Driver Ojol Tidak Seindah Dulu

“Saya sih berharap, aplikasi bisa mendatangkan costumer lebih banyak. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan promo dalam setiap transaksinya,” ujarnya.

Harapan Kang Doel sangat sederhana. Selain menerapkan promo, ia juga menginkan agar pihak aplikator ramah dengan mitra pengemudi, seperti tidak mudah melakukan suspend.

Di umur yang sudah tidak produktif mencari kerja, membuat Kang Doel hanya bergantung pada pekerjaan ini. “Mudah-mudahan masih ada harapan untuk ojol agar bisa ramai order lagi,” jelasnya.

Ada beragam alasan yang disampaikan Kang Doel terkait sepinya orderan. Pertama, kata dia, adalah karena banyaknya aplikasi, diluar Grab dan Gojek. “Kemudian karena siklus tahunan, Januari sampai akhir Februari trennya selalu sepi, mungkin karena banyak anak kuliah yang libur. Karena kan konsumen Grab seperti kita, kebanyakan konsumen dari kalangan pelajar dan mahasiswa,” jelasnya.

\"\"
HARAP PROMO: Driver ojol inginkan perbanyak promo demi menarik penumpang.
FOTO: OKRI/RADAR CIREBON

OJOL BARU MUNCUL

Sementara itu, kehadiran NUjek mempunyai tantangan tersendiri di Cirebon. Termasuk pangsa pasar. Namun, transaksi bisnis baru yang diluncurkan Nahdlatul Ulama (NU) itu terus berjalan.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Azis Hakim Syaerozi mengatakan, pola kerja NUjek menggunakan pendekatan basis. Bahkan, progresnya mulai terlihat. Meskipun, belum menunjukkan rasio bisnis.

Transaksinya, sudah mencapai 75-100 orang yang menggunakan jasa NUjek untuk wilayah Kota/Kabupaten Cirebon. Bagi NU, NUjek merupakan bisnis masa depan. \"Kita berani pasang tarif bawah. Karena pada prinsipnya, bagaimana bisnis NUjek mempunyai ketahanan di lapangan,\" kata pria yang akrab disapa Kang Azis itu, kepada Radar, kemarin (22/2).

Dia mengaku, tidak ada bonus yang menggiurkan di dalam bisnis NUjek. Selama NUjek mengaspal di Cirebon, tidak ada hambatan yang berarti meskipun ketatnya persaingan bisnis di lapangan. Sebab, pangsa pasar NUjek menyasar ke segmen basis NU.

\"Kalau di kampung atau desa NUjek lebih menyasar ke jasa angkutan,\" katanya.

Dia menjelaskan, jika dilihat dari grafik penguna aplikasi angkutan umum secara online berada di wilayah tertentu. Paling banyak di kota dan pinggiran kota.  Termasuk kawasan ibu kota Kabupaten Cirebon, Sumber. \"Kita akui transaksi masih rendah. Tapi, kita akan menyasar ke-11 kecamatan sebagai pilot project. Saat ini kita masih mapping di lapangan, termasuk assessment,\" jelasnya.

Pada prinsipnya, sambung Kang Azis, bisnis NUjek ini menggunakan pola keseimbangan, antara mitra dan konsumen.  Sebab, karakter mitra itu ada yang eksisting, ada juga yang coba-coba.

\"Pada prinsipnya NUjek itu bicara sosial entrepreuneur. Karena ada proses pemberdayaan di situ. Artinya, selain pemberdayaan ada juga keuntungan,\" katanya.

Dia mengungkapkan, data yang didapat dari CEO NUjek Cirebon, yang mendownload apliaksi NUjek sudah lebih dari 3.000 orang. Sementara, untuk mitra sendiri ada 500 orang. Sedangkan yang waiting list ada 700-an.

\"Bisnis NUjek akan terus kita evaluasi. Meskipun tidak untung lima tahun ke depan bagi kita  tidak masalah. Yang penting kita telah menciptakan sosial entrepreuneur,\" pungkasnya. (ade gustiana/samsul huda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: