Gratis, Si Manusia Kayu Dirawat di RSUD 45

Gratis, Si Manusia Kayu Dirawat di RSUD 45

KUNINGAN- Pemkab Kuningan unjuk peduli terhadap Teti Darmiyati (32), si manusia kayu asal Dusun Pataregan, Desa Ciporang, Kecamatan Lebakwangi. Untuk kesembuhannya, ia kini dirawat di RSUD 45 Kuningan untuk penanganan medis dengan biaya ditanggung oleh pemerintah daerah.  

Penanganan medis ini diperlukan Teti, karena nyaris sekujur tubuhnya kaku. Hanya jarinya yang bisa digerakkan. Sakit yang dialami Teti sudah berlangsung selama 12 tahun, atau sejak dia berusia 19 tahun.

Plt Kepala Dinas Kesehatan dr Hj Susi Lusiyani menjelaskan, berdasar kronologis kesehatan dari Puskesmas Maleber, awal penyakit yang diderita Teti hanya berupa benjolan di bagian kepala saat berusia 4 tahun. Karena pengobatan di fasilitas kesehatan lanjutan tidak tuntas dengan alasan pihak keluarga tidak ada yang bisa menemani,  penyakit Teti pun kemudian menjalar ke bagian tubuh lain.

“Akibatnya pada 12 tahun terakhir ini membuat seluruh tubuhnya kaku layaknya kayu. Disebutlah Teti dengan istilah ‘manusia kayu’,” sebut dr Susi.

Melihat kondisi kesehatan Teti semakin memburuk karena penyakit langka itu, lanjut dr Susi, sejak tahun 2017 dinas kesehatan telah memberikan perhatian serius terhadap kasus tersebut. Ia mengintruksikan kepala Puskesmas Maleber untuk memberikan layanan kesehatan intensif dan merujuknya ke berbagai fasilitas kesehatan lanjutan untuk mendapatkan penanganan pengobatan.

Selain layanan kesehatan, Pemkab Kuningan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) yang sekarang Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) telah memasukan Teti dalam Program Jaring Pengaman Pangan (JPP) sejak Tahun 2018.

“Setiap bulannya, Teti mendapat bantuan paket sembako lengkap. Di antaranya beras 20 kilogram, terigu 2 kilogram, minyak goreng 2 kilogram, sarden kaleng, dan susu kaleng. Bantuan tersebut masih rutin diberikan hingga Tahun 2020 ini,” terang Kepala DKPP Kuningan Dr Ukas Suharfaputra.

Menurut Dr Ukas, Teti juga sudah dibantu secara permanen atau rutin sejak Tahun 2018. Teti akan terus dibantu Pemkab Kuningan selama tidak ada pihak lain yang menanggung. “Untuk Tahun 2020, bukan hanya Teti yang dapat bantuan, tapi 245 orang dhuafa lain juga mendapatkannya,” beber Dr Ukas.

Terpisah Plt Direktur RSUD’45 Kuningan dr Deki Saefullah menjelaskan kondisi terkini Teti. Berdasar hasil diagnosa, kelainan Teti disebabkan karena autoimun. Di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh terutama bagian persendian. Sehingga sendi-sendi mengalami penyempitan dan terasa kaku seperti terjadinya pengapuran tulang.

“Alhamdulillah sudah ditangani secara medis sesuai SOP. Kemungkinan akan dibentuk tim, karena ini kan menyangkut berbagai aspek keilmuan. Di sini melibatkan dokter penyakit dalam, dokter spesialis saraf, dan nanti mungkin dokter spesialis ortopedi terkait dengan tulangnya yang mengeras. Sebab ada proses pengapuran di antara sendi-sendi,” papar dr Deki.

Ia berjanji akan berusaha semaksimal mungkin menangani penyakit Teti. Terkait adanya permasalahan penyakit Teti secara medis, pihaknya akan menginformasikannya kepada Pemkab Kuningan, karena dari segi fasilitas dan pengobatan pihaknya memiliki keterbatasan.(tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: