Bocah Tewas Tercebur di Proyek SUTT

Bocah Tewas Tercebur di Proyek SUTT

CIREBON - Seorang bocah tewas tercebur di kubangan yang di bangunan Tower SUTT berlokasi di Blok Tengger, Desa Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Senin siang (6/4). Diketahui, identitas korban bernama Dafran Azar (7) warga Perumahan Bukopin, Desa Kepongpongan.

Peristiwa itu berawal ketika korban bermain dengan kedua temannya di sekitaran bangunan SUTT yang berlokasi di pinggir sawah. Tiba-tiba korban pun terjatuh ke dalam kubangan dan tenggelam. Sontak, teman korban yang melihat itu berlarian dan meminta pertolongan warga. Sayangnya, lokasi tersebut sangat jauh dari permukiman warga.

\"Kita belum mengetahui, korban terjatuh karena terpeleset atau apa, karena saksinya ya teman korban. Tapi, mereka masih belum bisa dimintai keterangan, karena masih trauma dengan kejadian tersebut. Saya sudah perintahkan polwan untuk melakukan pendekatan agar mereka mau memberikan keterangan,\" kata Kapolsek Talun AKP Sudarman kepada Radar Cirebon.

Kapolsek mengatakan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat sekitar pukul 13.15. Langsung bergegas ke lokasi kejadian bersama dengan aparat desa setempat. Sampai di TKP korban dalam kondisi tenggelam, sehingga harus dilakukan pencarian. Hanya sekitar beberapa menit kemudian, korban berhasil ditemukan.

\"Setelah ditemukan di dalam air, korban langsung kita bawa ke puskesmas terdekat. Kita juga mengamankan lokasi dan memasang police line agar tidak dijadikan tontonan warga,\" ujar kapolsek.

Sampai di puskesmas, korban tidak tertolong. Untuk lebih meyakinkan lagi, korban dibawa ke Rumah Sakit Ciremai untuk dilakukan pemeriksaan. Namun, saat diperiksa, korban sudah dinyatakan meninggal dunia. Kemudian dibawa ke rumahnya. \"Korban dibawa keluarganya dan langsung dimakamkan sore itu juga,\" katanya.

Kuwu Desa Kepongpongan Wawan Sutyawan mengatakan, pembangunan tower SUTT itu dua bulan mangkrak. Dan, dalam pengerjaannya tidak izin kepada pemerintah setempat, dan dinilai kurang sefety.

\"Pembangunan tower SUTT tidak ada izin ke kami. Sudah dua bulan ini pengerjaannya juga mangkrak. Tapi, tidak ada perlindungan, hanya sebagian saja dipagar. Akhirnya ada anak yang jalan-jalan di samping kubangan terpeleset dan meninggal dunia. Ini kecerobohan pekerjaan yang tidak safety lingkungan,\" tuturnya.

Wawan mengaku, pihaknya sering mendapatkan protes dari masyarakat setempat. Masyarakat meminta agar menghentikan pembangunan tersebut dengan menutup kubangan yang dibangun. Pasalnya,  mereka menganggap pembangunan tersebut merusak jalan, dan merusak saluran air irigasi.

\"Masyarakat banyak yang protes. Sekarang sudah ada korban, mau berapa korban lagi. Pihak PLN sudah sosialisasi dan sudah akan memberikan kompensasi kepada masyarakat yang tanah dan sawahnya rusak dan dilewati. Tapi, sampai sekarang belum menerima kompensasi itu,\" sesalnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: