Enam Pasangan Bakal, Bertarung dalam Pilbup
CIREBON - Kekhawatiran PDIP akan ada calon yang membelot setelah tidak mendapatkan rekomendasi, terbukti. Pasca penetapan Sunjaya-Gotas, beberapa calon yang sebelumnya juga ikut mendaftar di PDIP, “menyeberang” ke partai lain. Heviyana dipastikan maju dengan H Rakhmat, sementara H Tarmadi mendampingi Luthfi. Hanya Djakaria yang menyatakan mundur dari perhelatan pemilihan bupati. Kepastian bahwa pendopo menggandeng Ketua DPC Partai Hanura H Rakhmat SE disampaikan Sekretaris DPC Hanura Yudi Aliyudin SH. Bahkan rencananya, pasangan Sri Heviyana Dedi Supardi-H Rakhmat yang disingkat “Hebat” (Hebat Bareng Rakhmat), akan dilaunching (Kamis) hari ini di Hotel Apita. Pasangan ini akan diusung Partai Hanura, PKPB, PAN, PKNU, dan PPI. “Untuk koalisi, kami menggandeng empat partai sebagai syarat,” ujar Yudi kepada Radar, Rabu (26/6). Ketua Umum DPP Srikandi Hanura Miryam S Haryani MSi sudah menginstruksikan kepada para kader untuk memenangkan pasangan “Hebat”, apalagi calon bupatinya dari seorang perempuan. “Saya akan turun langsung dan akan menyerukan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon untuk memilih pasangan ‘Hebat’,” terangnya. Sementara, H Tarmadi yang juga gagal mendapat rekomendasi dari PDIP, dipastikan menjadi wakilnya H Muhammad Luthfi. Pasangan dengan singkatan Fintar itu, diusung koalisi “Hijau” yakni PKB, PBB dan PPP. Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon H Sugiarto pun membenarkan duet pasangan Luthfi dan H Tarmadi. “Ya sudah deal. Ini kita mau rapat penetapan pasangan (Luthfi-Tarmadi, red),” katanya yang dihubungi pukul 21.45 WIB. Rapat tersebut berlangsung tadi malam di DPC PKB yang dihadiri pengurus. “Kita akan daftar hari ini (Kamis, red) malam,” tambah H Ato. Sebelumnya, kedua tim sukses masing-masing telah melakukan pertemuan di kediaman H Tarmadi di Kecamatan Gebang, kemarin (26/6). Pertemuan berlangsung dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB. Hadir dalam pertemuan tersebut Luthfi, Tarmadi, KH Bunyamin dari Cipeujeuh dan sejumlah tokoh NU lainnya. “Ya hasil pertemuan sudah sepakat duet Luthfi-Tarmadi,” ucap sumber koran ini, kemarin siang. Menurutnya, berbagai hal dibahas dalam pertemuan tersebut, termasuk kondisi Kabupaten Cirebon. Baik Luthfi maupun Tarmadi memiliki kesamaan visi dan misi dalam membangun Kabupaten Cirebon ke arah yang lebih baik. Lanjut sumber tadi, kedua tokoh tersebut (Luthfi-Tarmadi) merupakan kader NU. Ditanya soal kepastian berduet dengan Luthfi, H Tarmadi tidak menjawab tegas. Namun dia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat terkait dirinya akan mencalonkan atau dipinang partai lain menjadi bupati atau wakil bupati. “Saya terserah masyarakat saja, kalau masyarakat menghendaki itu ya bisa terjadi. Selama ini saya mendaftarkan diri ke PDIP juga atas dorongan masyarakat, setelah tidak mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP sekarang saya serahkan sepenuhnya kepada masyarakat,” kata Tarmadi dalam press release-nya. Dalam kesempatan itu, Tarmadi mengucapkan terima kasih kepada DPP PDIP yang telah memberikan pendidikan politik secara langsung. Dan ini menjadi pengalaman berharga bagi dirinya dalam dunia perpolitikan. “Pendidikan seperti ini memang baru pertama kali saya dapat ya di PDIP ini. Dan ini sejarah bagi saya yang mendidik ini. Saya ucapkan selamat kepada Pak Sunjaya dan Pak Tasiya Soemadi atas rekomendasi yang diberikan DPP PDIP dan saya memberikan apresiasi kepada mereka,” ungkapnya. Pasangan “Pintar” akan melakukan pendaftaran hari ini (Kamis) usai salat Maghrib. Informasinya sebelum daftar atau siang hari akan konvoi dan dilanjut istighotsah di gedung NU Sumber. Lalu bagaimana reaksi Sunjaya atas membelotnya pendopo (Heviyana) dan Tarmadi? “Sebagai warga negara itu sah-sah saja dalam berdemokrasi. Tetapi sebagai orang yang sama-sama berkompetisi di PDIP harusnya komitmen untuk mendukung PDIP, bukan masuk ke partai lain yang kelihatannya seperti ingin melakukan perlawanan terhadap PDIP. Tentu partai akan bersikap tegas atas hal itu,” ungkapnya. Meski dua tokohnya lompat pagar ke partai lain, namun Sunjaya yakin kader PDIP akan semakin solid. “Beda dengan partai lain, PDIP kadernya solid dan militan. Apa pun keputusan partai, kader akan loyal,” tegasnya. Kemarin, pasangan Sunjaya-Gotas mendaftarkan diri sebagai calon bupati dan wakil bupati cirebon ke KPU. “Pada pilbup lalu, saya maju lewat independen dan meraih 15 persen suara. Itu tetap saya pelihara, apalagi ditambah dengan 29 persen suara dari PDIP. Tentu ini akan menjadi kekuatan terbesar,” tandasnya. DJAKARIA MUNDUR, ASON SEMPAT DIISUKAN DENGAN H SATORI Djakaria yang digadang-gadang menjadi kandidat bupati, akhirnya memutuskan mundur setelah tidak mendapatkan rekomendasi dari PDIP. Saat diwawancarai Radar, dia pun menyinggung melompatnya Heviyana dan Tarmadi ke parpol lain. Menurutnya, langkah itu tidak menyalahi aturan dan merupakan hak politik. Lain halnya setelah menjadi bupati, kemudian ingkar dengan janji dan korupsi. \"Loncat partai itu hak politik. Dan itu tadi seorang pemimpin harus bisa mengerti permasalahan daerahnya kemudian bisa mencari solusinya. Selain itu, harus ngamanah ke UUD 45, juga bisa menghayati Alquran. Masyarakat harus bisa menilai dan jangan salah memilih pemimpin. Untuk itu, saya sekarang masih wait and see sajalah, bagaimana Kabupaten Cirebon lima tahun ke depan,\" tuturnya. Salah satu orang terdekat Djakaria Machmud, yang namanya enggan dikorankan mengatakan, di awal hitungan menit setelah rekomendasi PDIP turun, Djakaria Machmud dipinang oleh tiga partai yakni PKS, Hanura dan PKB serta partai nonparlemen. Namun karena lobi-lobi politik yang sangat sulit dan begitu rumit, akhirnya Djakaria mengundurkan diri. Diceritakannya, PKB pernah merapat ke Djakaria Machmud, namun tidak ada titik temu, karena pertimbangan calon yang telah direkomendasi PKB yakni Luthfi yang harus berada di posisi E1, akhirnya batal. Begitu pula dengan PKS dan Hanura. Malah kedua partai ini sepenuhnya menyatakan sikap bahwa Djakaria bisa diposisikan E1. Akan tetapi, karena sopir Hanura yakni Rakhmat harus dijadikan E2 (wakil bupati, red), pada akhirnya koalisi ini pun batal. Saat Radar menanyakan mengapa batal? Ia menjawab hal tersebut imbas dari statemen orang Hanura beberapa waktu lalu, yang menyatakan bahwa PKS meminta mahar ke Hanura senilai Rp4 miliar. Dari ucapan dan statemen inilah, PKS merasa tersakiti dan tak rela jika sopir Hanura turut dibawa menjadi E2. \"Ini omongan dari orang PKS sendiri, imbas dari lancangnya statemen Hanura yang mengatakan PKS minta mas kawin Rp4 miliar, akhirnya menjadi bumerang sendiri. Emang PKS partai apaan dibeli seenaknya saja, pilbup tidak cukup dengan Rp4 miliar, minimal Rp15-20 miliar harus ngantongi, akhirnya kan jadi begini. Kalau saja, Hanura tidak mengucapkan statemen itu, sangat dipastikan Djakaria-Rakhmat bisa berkoalisi,\" paparnya. Karena tidak ada kecocokan, akhirnya ketiga partai ini berpencar untuk mencari pasangan dan dukungan kursi. Tidak berhasil dengan Hanura, PKS kemudian berusaha untuk tetap mengawal Djakaria maju di pilbup, dengan melobi Golkar. Namun, Ason Sukasa selaku calon yang telah direkomendasi Golkar, tidak mau diposisikan menjadi E2. Karena batal menggabungkan Djakaria-Ason, akhirnya PKS menawarkan tiga figur yang dijadikan kandidat wakil oleh Ason, yakni Elang Kusnandar, Nasirudin dan Satori. Dan akhirnya Satori diputuskan menjadi pendamping Ason. \"Cerita-cerita itulah yang pada akhirnya, Pak Djakaria lebih milih mengundurkan diri saja. Sebetulnya sangat disayangkan, kalau partai-partai tersebut bersatu Insya Allah Pak Djakaria menang, tapi karena egonya masing-masing, ya jadinya begini,\" terangnya. Tim kemenangan PKS, Aidin Tamim membenarkan jika pasangan Asri (Ason-Satori) telah sepakat dipasangkan. \"Iya benar, tadi rapat panjang akhirnya merekalah yang dipasangkan. Saya tidak bisa menjawab mengapa ini terjadi? Ini sudah ketentuan partai,\" ucapnya. Senada, Sekretaris DPD Partai Golkar yang juga Ketua Bapilu, H Tatang Rustana pun mengiyakan pasangan Asri. \"Alhamdulillah melalui mekanisme yang panjang, akhirnya mereka yang dipasangkan. Kami berharap ingin menang satu putaran dan optimis menang. Besok (hari ini, red) jam 11 siang kami akan mengantar Asri daftar ke KPU,\" bebernya. Selain pasangan di atas, dua pasangan yang sudah memastikan maju yakni Nurul Qomar-Subhan (Marhaban) yang diusung Partai Demokrat dan Gerindra. Kemudian pasangan Insyaf-Darusa yang maju melalui jalur independen. Namun seperti diberitakan di radarcirebon.com, Ason tetap berpasangan dengan Elang Kusnandar dan pagi jam 9.00 ini akan mendaftar ke KPU Kota Cirebon. (via/sam/fen/ful) Ason-Elang Kusnandar Diusung Golkar-PKS Heviyana- Rakhmat Diusung Hanura-beberapa parpol Insyaf-Darusa Independent (forum kuwu) Luthfi-Tarmadi PKB-beberapa parpol Qomar-Subhan Demokrat-Gerindra Sunjaya-Gotas PDIP
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: