Dedi Supardi Tidak Takut PDIP
CIREBON - Bupati Cirebon Dedi Supardi angkat bicara terkait polemik pencalonan Hj Sri Heviyana yang maju dari Partai Hanura. Menurutnya, langkah yang diambil istrinya, bukan karena kecewa tidak mendapat rekomendasi dari PDIP, tetapi karena didorong masyarakat untuk terus maju dalam Pilbup 2013 mendatang. “Bukannya saya kecewa. Ibu juga maju bukan karena keinginan saya, tapi karena rakyat yang menginginkan,” ucapnya di hadapan wartawan, kemarin. Bupati dua periode itu siap pasang badan dan tidak gentar disanksi, bahkan dipecat sekalipun dari PDIP atas pilihan politik keluarganya. “Saya tidak takut dengan PDIP, kalau mau dipecat juga mangga, toh saya ini sudah dua periode jadi bupati kok,” jelas Dedi. Dedi pun berani bersumpah akan sepenuhnya mendukung dan mengusung istrinya, Ny Heviyana sebagai calon bupati dari Partai Hanura dengan pasangannya H Rakhmat SE. “Kenapa harus pilih yang lain, kan ada istri saya yang maju. Jadi saya dukung, karena itu bagian dari keluarga saya,” terangnya. Masih menurutnya, meski ada incumbent H Ason Sukasa yang menguasai birokrasi selain dirinya, namun Dedi tidak begitu khawatir suara birokrat akan terpecah. “Tidak, birokrasi tidak pecah, semuanya masih solid,” ungkapnya. Menurut Dedi, majunya Sri Heviyana sebagai calon bupati dari Partai Hanura dan diusung oleh empat partai nonparlemen, bukan karena rasa kekecewaan kepada DPP PDIP yang tidak merekomendasikan. Tapi semuanya merupakan kehendak Allah. “Begitu pun dengan terpilihnya pasangan Sunjaya-Gotas sebagai cabup dan cawabup, semuanya atas kehendak Allah semata. Saya sama sekali tidak kecewa,” tegasnya. Dia pun menyoroti sosok H Rakhmat sebagai pribadi yang santun dan bersih dalam berpolitik. Sehingga, pihaknya berharap ke depan pasangan ‘Hemat’ lebih dicintai dan mencintai rakyat. Sementara itu, Hj Sri Heviyana mengatakan, dirinya tidak sama sekali bermaksud membelot dan melawan PDIP. Tetapi apa yang dilakukan saat ini hanya mengikuti kehendak masyarakat yang mendorongnya untuk tetap maju. “Saya memang sebelumnya berkomitmen, kalau tidak dapat rekomendasi tidak akan mencalonkan diri dan akan mendukung penuh calon yang diusung PDIP. Namun ternyata, keinginan masyarakat lainnya tidak bisa saya tolak. Mereka kecewa karena bukan saya yang dapat rekomendasi. Akhirnya saya maju, untuk mengobati rasa sakit masyarakat Cirebon yang kecewa melalui Hanura,” katanya. Heviyana juga mengungkapkan, dirinya maju di PDIP melalui jalur DPD, karena diminta oleh DPP PDIP secara langsung. “Dari awal saya masuk dan daftar ke PDIP, saya sudah mempersiapkan segalanya, baik direkom atau tidak, saya sudah siap mental,” tukasnya. Menurutnya, langkah yang diambil dengan masuk ke partai Hanura, bukan karena rasa sakit hati dan bentuk perlawanan pendopo kepada PDI Perjuangan. “Tidak baik kalau kita menjadikannya satu permasalahan. Ibarat cangkir, kalau sudah bagus kita tinggal bersihkan saja supaya cangkir itu tidak pecah,” paparnya. Bagaimana reaksi PDIP atas sikap berani pendopo? Sekretaris DPC PDIP H Mustofa SH mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat khusus menyikapi hal tersebut sekitar pukul 09.00 pagi. Setelah menggelar rapat, pihaknya akan konferensi pers untuk menyikapi sikap pendopo. \"Sebelum Jumatan sekitar pukul 11.00 kita gelar konferensi pers,\" ucapnya singkat. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: