Terlalu Lama Menunggu, Warga Sumurwuni Perbaiki Jembatan dengan Dana Swadaya

Terlalu Lama Menunggu, Warga Sumurwuni Perbaiki Jembatan dengan Dana Swadaya

Jembatan di RW 07 Kampung Sumurwuni ambruk bulan Februari lalu, lantaran fondasinya tergerus derasnya arus sungai. Hampir empat bulan berselang, akses penyebarangan sudah dapat dilalui warga. Meski dibangun dengan material seadanya.

ADE GUSTIANA, Harjamukti

SETIAP kaki melangkah, suara berdecit mengiringi. Jembatan kayu tersebut, dibangun secara swadaya oleh warga. Yang penting bisa dilewati, dan tidak perlu lagi memutar jauh untuk beraktivitas sehari-hari.

Warga RW 07 Sumurwuni di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, terpaksa membangun jembatan darurat dari kayu. Upaya ini, paling tidak dapat menggantikan jembatan utama yang rusak beray akibat diterjang arus sungai pada Februari 2020 lalu. Jembatan ini dibangun atas inisiatif dan urunan warga.

Ketua RW setempat, Sri Hartuti mengungkapkan, jembatan tersebut dibuat warga sekitar dengan gotong royong. Usia jembatan kurang dan lebih 4 bulan. Meski terbuat dari kayu dan hanya bisa dilalui orang, namun warga tetap memanfaatkan jembatan tersebut.

Mengingat akses jalan sangat dibutuhkan dan memerlukan jarak dan waktu yang lebih lama jika terpaksa harus melalui jalan alternatif lain. “Di sini banyak anak-anak, kalau harus lewat jalan lain itu jauh. Jadi warga inisiatif membuat dari dana swadaya yang dikumpulkan,” ujar Sri, kepada Radar Cirebon.

Ia menambahkan, orang berpakaian dinas telah berulang kali melakukan survei jembatan dan menyampaikan bahwa akan segera diperbaiki. Namun, 4 bulan berlalu, harapan itu sepertinya pupus sudah. Apalagi di tengah situasi wabah covid-19, yang hampir pasti perbaikan jembatan tidak lagi jadi prioritas. “Sudah sering pemerintah survei ke sini, cuma ya belum diperbaiki,” katanya.

Salah seorang warga setempat, Agung mengungkapkan, akses jembatan sangat dibutuhkan warga. Meski ia sendiri menyadari jembatan dari kayu yang dibuat oleh warga, sewaktu-waktu dapat membahayakan, terutama bila diterjang arus sungai yang deras.

Ia berharap, pemerintah segera merealisasikan keinginan warga untuk membangun jembatan permanen. Sehingga mereka yang melintas tidak lagi perlu khawatir dan dapat dilalui kendaraan roda 2 atau 4. “Ya bahaya tapi mau bagaimana lagi. Kalau tidak lewat jembatan muternya jauh,” terangnya.

Meski menyadari risiko jembatan ini, namun warga tidak punya pilihan lain. Menunggu sudah terlalu lama. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: