Ratusan Koperasi di Kuningan Vakum, Kopti Bertahan
KUNINGAN – Ratusan koperasi di Kabupaten Kuningan mengalami vakum terpengaruh pandemi Covid 19. Kondisi itu, diakui Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagperin) Kuningan Ir Bunbun Budhiyasa.
“Kebanyakan koperasi stabil. Sebab mempunyai program simpan pinjam. Koperasi berkegiatan itu, relatif tidak terganggu pandemi Covid 19,” ungkap Bunbun kepada Radar Kuningan , Senin (8/6).
Tapi koperasi berkegiatan produksi makanan, dampaknya sangat besar seperti halnya MUKM. Yang tidak terdampak, mungkin hanya koperasi berproduksi makanan mentah seperti Kopti. Sebab produknya berupa tahu tempe, adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Kebutuhan tahu tempe tidak bisa terputus. Kebutuhannya di pasar berjalan terus, karena banyak dicari. Sampai sekarang, Kopti terus berjalan. “Sebab, kapan pun kita membutuhkan tahu dan tempe, selalu ada. Justru tahu tempe, sekarang menjadi pangan pilihan. Kualitas cukup baik, gizi tinggi, harga memadai,” terang dia.
Dari sisi ilmu gizi, Ia pikir tidak menjadi masalah ketika orang banyak makan tahu dan tempe. Menjadi primadona di tengah Covid-19, mungkin tidak. Tapi telah menjadi pilihan masyarakat yang paling masuk akal dalam kondisi seperti ini.
“Kenaikan harga kedelai juga tidak terlalu tinggi. Sempat Rp8800/kg dari harga biasa Rp7.400/kg. Itupun pasti turun harga lagi. Alhamdulillah, Kopti punya ketangguhan. Stok selalu ada,” kata Bunbun.
Bunbun menyebut, Kuningan memiliki 570 koperasi. Namun koperasi berstatus sehat hanya 440 koperasi lebih. Sisanya ada 170 koperasi mengalami vakum. Sebagian bahkan tengah dalam proses pencabutan badan hukum.(tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: