Jamaah Musala Ashiduqiyah Budayakan Menengok Warga Sakit, Jadi Penggugur Dosa
Program positif ini patut dicontoh. Terlihat sederhana, namun manfaatnya sangat luar biasa. Bahkan, insya Allah mendapatkan pahala bagi yang melakukannya. Apa itu?
Tatang Ashari, KUNINGAN
Gerakan mulia ditunjukan jamaah Musala Ashidiqiyah, Desa Sukadana, Kecamatan Ciawigebang. Jamaah musala di Dusun Manis tersebut, membudayakan menengok warga sakit secara berjamaah.
Seperti dilakukan, pada Senin (8/6), menengok Jusa (60). Usai salat berjamaah Isya, sedikitnya 15 jamaah berangkat berjalan kaki menuju rumah Jusa. Canda tawa spontan. Saling sapa dengan warga di sepanjang perjalanan, juga memberi kesan tersendiri bagi mereka. Sebab, tidak sedikit antar warga jarang bertemu. Kemudian bisa bertemu, bertegur sapa ramah, dan saling mendoakan, dalam program menengok warga sakit berjamaah Musala Ashidiqiyah.
Setibanya di rumah warga sakit, mereka mengadakan doa bersama dan amalan yang biasa diamalkan dalam menengok warga sakit. Yaitu membaca ayat kursi dan surat yasin, yang diakhiri doa. Pembacaan amalan, dipimpin oleh Ustad Nur Emon sebagai Imam Musala Asshidiqiyah, dan Relawan Inspirasi Kuningan, Erlan Erlangga.
Usai menengok Jusa, mereka kembali menemui warga sakit lain, Mbah Tati (62). Saat terbaring sakit lemas tak berdaya di atas tempat tidur, orang tua itu terlihat bahagia ditengok, lalu didoakan jamaah Musala Asshidiqiyah.
“Alhamdulillah, ini perubahan besar jamaah Asshidiqiyah. Selain jamaah semakin banyak, kami ada program peduli warga sakit. Program ini harus menjadi budaya. Harus terus dipertahankan,” ungkap Imam Musala Asshidiqiyah Desa Sukadana, diamini Muazin Ustad Sonani kepada Radar Kuningan, kemarin (8/6)
Secara lahiriyah, beda rasanya menengok sendirian ketimbang berjamaah. Tentu lebih bermanfaa, dan berkesan berjamaah. Selain itu, banyak hadist yang mengaitkan manfaat menengok orang sakit dengan pengguguran atau penghapusan dosa-dosa. Baik yang menengok maupun ditengok.
Poin penting lain, yang mendorong jamaah Musala Asshidiqiyah membuat program ini, adalah dalam kondisi sehat wajib menyempatkan menengok orang sakit. Ada pelajaran berharga dan selalu menjadi perenungan.
Ia berkeyakinan, Allah SWT telah memilih orang sakit untuk mengingatkan dan menasihati ke orang lainnya. Terutama saudara, tetangga di lingkungan terdekat.
Jika disadari, dalam diamnya orang sakit ada nasihat tentang keikhlasan. Dalam raungan orang sakit, ada nasihat tentang kesabaran.
“Dalam tidurnya orang sakit, juga ada nasihat tentang ketabahan,” imbuh Ustad Nur Emon. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: