RS Paru Sidawangi Kolaborasi dengan Radar Cirebon, Angkat Potensi Tersembunyi

RS Paru Sidawangi Kolaborasi dengan Radar Cirebon, Angkat Potensi Tersembunyi

Pelayanan masyarakat harus mendapat sentuhan transformasi. Di bidang kesehatan, RS Paru Sidawangi Jawa Barat melakukan transformasi sebagai pelayan masyarakat. Berikut kisahnya.

ANDRI WIGUNA, SUMBER

MANAGEMEN RS Paru Sidawangi terus meningkatkan pelayanan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Terkini, rumah sakit di perbatasan Cirebon-Kuningan tersebut berencana bertransformasi. Yakni, jadi rumah sakit pendidikan dan rumah sakit umum, dengan unggulan penanganan kasus paru–paru.

Direktur RS Paru Sidawangi, dr Lucya Agung Susilowati MARS mengatakan, visi rumah sakit adalah menjadi tempat rujukan paru nasional terdepan, serta rumah sakit pendidikan tahun 2024.

“Sebagai rumah sakit miliK Provinsi Jawa Barat, pelayanan kita mencakup hampir sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kita tidak hanya melayani pasien dengan penyakit paru saja, tapi juga dengan penyakit lainnya. Ini karena kita ada dokter umum, penyakit dalam, dan spesialis anak,” ujarnya.

RS Paru Sidawangi berdiri sudah 80 tahun. Awalnya didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1939 sebagai sanatorium Sidawangi. Tempat ini dipilih karena sepi dari pemukiman dan lahannya sangat luas. Sehingga sangat bagus untuk pemulihan pasien TBC.

“Ini dulu sebagai tempat isolasi penderita TB Paru. Dibangun di era pemerintah Hindia Belanda. Selain fasilitas dan peralatannya yang modern, wilayah sekitar juga menyajikan pemandangan alam luar biasa,” jelasnya.

Menurut dia, ketika berada di RS Paru Sidawangi, siapa pun akan bisa melihat pemandangan pesisir pantai dan laut. Serta pemandangan Gunung Ciremai secara bersamaan. Pohon-pohon besar masih banyak tumbuh di kompleks rumah sakit. Sehingga, membuat suasana masih sangat asri. Belum lagi masih banyak bangunan rumah sakit peninggalan era kolonial yang terawat dengan baik hingga saat ini.

“Ketika pertama kali pindah ke RS Paru Sidawangi, saya melihat, ini sebagai mutiara yang terpendam yang harus dipoles untuk memunculkan potensi yang terpendamnya. Lahannya cukup luas, lebih dari 10 hektare yang sebagian ada di wilayah Kabupaten Cirebon, dan sebagian di wilayah Kuningan. Kita jaga untuk pemenuhan green hospital,” ungkapnya.

Untuk pelayanan sendiri, menurut mantan Kadinkes Kota Cirebon ini, pasien atau pihak keluarga bisa berkonsultasi melalui video call dinomor 08112012454. Di hotline tersebut, pasien bisa berkonsultasi tentang keluhan atau pengobatan rawat jalan. Setelahnya, pihak rumah sakit akan memberikan resep dan obat yang kemudian akan dikirim melalui kurir ke rumah pasein.

Dia berharap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, bisa melihat potensi RS Paru Sidawangi tersebut dan memberikan sentuhan khasnya. “Saya yakin sentuhan khas beliau (Ridwan Kamil) akan bisa menyulap tempat ini dan mengangkat potensi yang tersembunyi tersebut ke permukaan,” tuturnya. Lucya berharap, kerja sama dengan Radar Cirebon akan banyak membantu terkait publikasi dan pengenalan RS Paru Sidawangi ke masyarakat. Direktur Radar Cirebon, Syahbana menjelaskan, pihaknya menyuport pengembangan RS Paru Sidawangi sesuai dengan porsi dan kapasitasnya. Terlebih, ia melihat, RS Paru Sidawangi punya potensi, baik dari sisi geografis, luas lahan, dan kondisi alamnya yang masih sangat asri. “Kita tentu akan senang hati membantu menginformasikan pengembangan rumah sakit ini. Potensinya sangat bagus, terlebih jika diberikan sentuhan yang pas,” ungkapnya. (*)

https://www.youtube.com/watch?v=YyoyNveFGrg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: