Dahlan Iskan Undang Dua Ahli Cabai dari IPB

Dahlan Iskan Undang Dua Ahli Cabai dari IPB

JAKARTA - Niat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan membantu menurunkan harga cabai bukan isapan jempol belaka. Dahlan merasa miris kala mengetahui harga cabai melambung sampai Rp 100 ribu per kg.Untuk itu, Dahlan mendatangkan dua orang profesor ahli cabai dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Bekas dirut PLN ini sengaja mengundang ahli cabai ke kantornya untuk mengetahui seluk beluk mengenai cabai, terutama mengenai siklus tanam cabai.\"Karena permasalahan cabai ini agak memalukan, masak bisa sampai menyebabkan inflansi, masa kita gak bisa atasi, nanti kalau perlu biar BUMN yang budidayakan cabai,\" ucap Dahlan saat mengelar pertemuan dengan dua ahli cabai dari IPB di ruangannya lantai 19, Kementerian BUMN, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (16/7). Terlebih, hargai cabai sudah mulai mengungguli harga daging sapi. Makannya, sebelum bertindak lebih jauh, Dahlan ingin mendengar pemaparan dua ahli cabai dari IPB. \"Saya mengundang ahli cabai untuk mengetahui kenapa harga cabai sedemikian tinggi bahkan melebihi harga daging sapi. Saya juga ingin mengetahui detail budidaya cabai seperti apa, mulai penanaman hingga masa panen,\" bebernya. Selama kurang lebih 1 jam, pria kelahiran Magetan ini tampak serius mendengar dan menyimak setiap penjelasan dari Direktur Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB, Prof. Sobir dan Ahli Pemuliaan Tanaman Cabai, M Syukur. Dahlan juga tampak antusias bertanya soal cabai. Dua ahli cabai itu memaparkan banyak hal pada Dahlan, seperti tentang tingkat kepedasan cabai, kapan waktu yang baik menanam cabai, teknologi penanaman cabai, ketersediaan lahan, serta manajemen pascapanen. Dari semua pemaparan itu, Dahlan menegaskan bahwa BUMN tidak ingin mengambil alih rejeki para petani. Untuk itu, Dahlan akan sangat berhati-hati sebelum meginstruksikan BUMN untuk membudidayakan cabai. \"Kita tidak ingin harga cabai jatuh yang mengakibatkan petani rugi, tapi kita juga berkepentingan harga cabai tidak melonjak gila-gilaan seperti sekarang ini. Tapi jangan sampai merusak petani, karena kita (BUMN) tidak untuk bersaing dengan petani,\" tegas pria yang dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari IAIN Walisongo ini. (chi/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: