Luapkan Kekecewaan, Keluarga Korban Dugaan Pelecehan Pasang Spanduk di Depan RSUD Waled
R Hamzaiya SHum sebagai perwakilan keluarga korban kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan RSUD Waled memasang spanduk bertuliskan, “Mengecam Keras Tindakan Dugaan Pelecehan Seksual yang berada di lingkungan RSUD Waled, RSUD Waled dan Unpad bungkam”,-Mohamad Junaedi-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM – Kecewa dengan sikap RSUD Waled, FK UGJ dan Unpad yang enggan menyampaikan pernyataan maaf secara resmi kepada korban dugaan pelecehan seksual, perwakilan keluarga walkout dan pasang spanduk.
Aksi walkout dilakukan oleh R Hamzaiya SHum yang bertindak sebagai perwakilan keluarga korban dugaan pelecehan seksual di RSUD Waled.
Walkout tersebut berlangsung saat pihak manajemen RSUD Waled menggelar audiensi dengan para pihak terkait, Senin 10 November 2025 guna menyikapi mencuatnya kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami oleh seorang mahasiswi yang sedang menjalankan kuliah praktek kedokteran.
BACA JUGA:RSUD Waled Mendukung Korban Dugaan Pelecehan Seksual Dalam Mencari Keadilan
BACA JUGA:Patra Cirebon Hotel and Convention Beri Pelatihan dan Sertifikasi BNSP untuk Pelaku UMKM
BACA JUGA:Ada Mahasiswi Jadi Korban Pelecehan Seksual, IKA UGJ Cirebon Minta Polisi Bergerak Cepat
Usai walkout, keluarga korban langsung memasang spanduk di depan pagar RSUD Waled sebagai bentuk protes.
Spanduk itu bertuliskan, “Mengecam Keras Tindakan Dugaan Pelecehan Seksual yang berada di lingkungan RSUD Waled, RSUD Waled dan Unpad bungkam.”
Hamzaiya mengaku walkout ruang audiensi karena tidak mendengar satu pun kata maaf dari pihak RSUD Waled, Unpad, maupun UGJ.
“Saya sudah melakukan audiensi dengan pihak RSUD Waled, Unpad, dan UGJ. Ketiganya mengakui ada dugaan pelecehan seksual di lingkungan RSUD Waled.”
“Tapi sampai forum selesai, tidak ada satu kata maaf pun keluar dari mereka. Jadi saya putuskan keluar dan langsung memasang spanduk ini,” ucapnya.
Menurutnya, langkah memasang spanduk itu bukan sekadar bentuk kekecewaan, tapi juga peringatan keras agar kasus ini segera diselesaikan secara terbuka dan adil.
“Ini menjadi catatan bagi RSUD Waled. Kalau spanduk ini mau dicopot, selesaikan dulu persoalan ini. Kami tidak mau masalah ini berlarut-larut. Bagaimanapun RSUD Waled adalah aset masyarakat Cirebon Timur,” tegasnya.
BACA JUGA:Khawatir Pelayanan Turun, Komisi I Minta Posisi Direktur RSUD Waled Segera Definitif
BACA JUGA:Jadi Pusat Layanan Kesehatan Masyarakat, Hamzaiya Puji Transformasi RSUD Waled
Hamzahiya juga menilai dugaan kasus pelecehan seksual ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi semua pihak agar tidak menutup-nutupi fakta demi menjaga reputasi lembaga.
“Saya lihat dalam audiensi tadi, mereka hanya ingin menyelamatkan citra lembaga masing-masing. Tidak ada niat tulus untuk meminta maaf atau menunjukkan empati. Jadi saya rasa, tidak ada hasil apa pun dari audiensi hari ini,” tambahnya dengan nada kecewa.
Berdasarkan keterangan keluarga, peristiwa dugaan pelecehan itu terjadi lima hari lalu di lingkungan RSUD Waled.
Pelaku disebut merupakan peserta pendidikan dokter spesialis dari Unpad, sementara korban adalah mahasiswa praktek dari UGJ. Laporan resmi atas kasus tersebut sudah dilayangkan ke pihak kepolisian. (*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: reportase


