Ok
Daya Motor

Rahasia 'di Balik Layar' Komunikasi Kesehatan: Mengapa Komunikasi Dokter Hewan Sangat Krusial & Sering Terabai

Rahasia 'di Balik Layar' Komunikasi Kesehatan: Mengapa Komunikasi Dokter Hewan Sangat Krusial & Sering Terabai

Rahasia 'di Balik Layar' Komunikasi Kesehatan: Mengapa Komunikasi Dokter Hewan Sangat Krusial dan Sering Terabaikan-ilustrasi-radarcirebon

Oleh: Nasywa Zahira Afiana — Mahasiswa
Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Dalam dunia kedokteran hewan, kemampuan teknis seperti mendiagnosis penyakit, melakukan operasi, atau penanganan darurat sering menjadi fokus utama. Namun, ada satu aspek penting yang kerap dipandang sebelah mata, padahal berpengaruh besar terhadap hasil terapi dan kesejahteraan hewan peliharaan: komunikasi antara dokter hewan dan pemilik hewan.

Komunikasi kesehatan dalam praktik kedokteran hewan memegang peranan vital yang seringkali kurang mendapat perhatian khusus. Rahasia keberhasilan komunikasi dokter hewan bukan hanya terletak pada kemampuan medis, melainkan bagaimana dokter hewan memahami, menyampaikan, dan membangun kepercayaan dengan pemilik hewan serta hewan itu sendiri.

Komunikasi bukan sekadar kemampuan berbicara, tetapi seni menyampaikan informasi dengan jelas, empati, dan membangun kepercayaan. Dalam hubungan dokter hewan dan klien, komunikasi bisa menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan terapi. Artikel ini membahas aspek-aspek komunikasi dokter hewan yang jarang dibicarakan tetapi penting untuk keberhasilan perawatan

Mengapa Komunikasi Begitu Penting?
➢ Hewan tidak dapat menyampaikan keluhan secara verbal. Karena itu, informasi dari pemilik hewan menjadi kunci dalam penegakan diagnosis. Komunikasi yang baik memungkinkan dokter hewan menggali data penting seperti perubahan perilaku, pola makan, atau kondisi lingkungan.

BACA JUGA:Besok! Bergerak Sehat, 2 Umrah Menanti: Senam Masal HUT Ke-26 Radar Cirebon Bersama Dahlan Iskan

➢ Komunikasi yang jelas dan empatik membantu membangun kepercayaan. Ketika klien merasa dihargai dan didengar, mereka lebih kooperatif dalam menjalankan instruksi perawatan.
➢ Komunikasi juga mencegah kesalahpahaman yang dapat berakibat fatal, seperti kesalahan pemberian obat, pengabaian perawatan lanjutan, atau konflik akibat ekspektasi yang tidak realistis.

Temuan terbaru memperkuat hal ini. Studi World Veterinary Journal (2025) melaporkan bahwa sebagian besar dokter hewan di Bali menilai keterampilan komunikasi sama pentingnya dengan kemampuan klinis, karena berdampak langsung pada keberhasilan pengobatan dan kepercayaan klien.

Aspek Komunikasi yang Sering Terabaikan

1. Empati & Mendengarkan Secara Aktif: Studi internasional menunjukkan bahwa empati dalam praktik veteriner sering kurang muncul karena tekanan waktu dan beban kerja. Padahal, sikap mendengarkan dengan penuh perhatian membantu pemilik merasa aman, dan membuat mereka lebih jujur dalam memberikan informasi penting tentang hewan mereka. Hal ini ditunjukan dari penelitian University of Guelph tahun 2024, bahwa pemilik hewan sangat menghargai interaksi yang hangat dan empatik, dan menganggap itu sama pentingnya dengan kemampuan medis dokter.

BACA JUGA:Ketahanan Keluarga Era Digital Jadi Sorotan Puncak HKG PKK ke-53 Kota Cirebon

Komunikasi yang efektif bukan hanya penyampaian informasi, tetapi juga kemampuan dokter hewan untuk mendengarkan keluhan dan kekhawatiran pemilik hewan. Dengan mendengarkan secara aktif, dokter hewan dapat memperoleh informasi lebih mendalam mengenai perubahan perilaku atau gejala yang diamati pemilik. Ini sangat membantu dalam proses diagnosis dan menentukan perawatan yang tepat. Selain itu, komunikasi dua arah membangun rasa percaya yang kuat antara dokter dan pemilik hewan

2. Komunikasi Non-Verbal: Selain berkomunikasi dengan pemilik, dokter hewan juga berinteraksi secara non-verbal dengan pasien hewan melalui bahasa tubuh, kontak mata, intonasi suara lembut, NASYWA ZAHIRA AFIANA 2
senyuman, dan gerakan tangan yang menenangkan. Ini berpengaruh besar pada persepsi profesionalisme dan kepedulian, membantu mengurangi kecemasan hewan saat pemeriksaan atau pengobatan. Sebaliknya, sikap terburu-buru memberi kesan cuek atau tidak peduli, meskipun kompetensi medis tinggi. Komunikasi non-verbal juga penting dalam koordinasi tim medis di klinik untuk memastikan penanganan yang optimal dan aman bagi hewan.

3. Bahasa yang Sederhana: Alih-alih menyebutkan istilah medis rumit, dokter hewan perlu menerjemahkannya ke konsep yang mudah dipahami. Hal ini penting agar pemilik memahami risiko, proses penyembuhan, dan pentingnya mengikuti terapi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: