Syekh Quro atau Syekh Hasanuddin atau Syekh Qurotul Ain atau Syekh Mursahadatillah, merupakan tokoh ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Karawang. Komplek makamnya menjadi destinasi bagi ziarah religi.
***
AWAL mula penyebaran Islam di Karawang sendiri adalah ketika Syekh Quro mendirikan Pondok Pesantren yang bernama Pondok Quro, memiliki arti tempat untuk belajar Alquran pada tahun 1418.
Panglima Santri Jabar pun menuturkan, Komplek Makam Syekh Quro merupakan sebuah aset peninggalan sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa. Karenanya, semua pihak perlu memperhatikan terkait kelestarian dan ketertiban di area kompleks makam tersebut.
Apalagi kegiatan keagamaan pun rutin dilaksanakan. Seperti berziarah, tawasulan, juga kegiatan agama lainnya. Kompleks Makam Syekh Quro pun cukup populer bagi kalangan peziarah.
\"Di sinilah awal mula berkembangnya model pendidikan pesantren di Jawa Barat, mulanya di sini. Sebelum ada pendidikan yang lain luar biasa sudah ada pendidikan pesantren. Sekarang pesantren diadaptasi sistem pendidikan lainnya. Ada sorog jadi private, mondok jadi full day school atau boarding school,\" kata Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum saat berziarah ke makam Syekh Quro di Desa Pulokalapa, Kabupaten Karawang, Jumat (13/11/20).
Kang Uu mengatakan, ziarah kali ini adalah sebagai bentuk penghormatan kepada para ulama. Di mana para ulama merupakan syuhada yang turut berjuang demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut Kang Uu, selain ziarah ke makam para pahlawan militer atau tokoh negarawan, seperti yang dilakukan rutin setiap tahun di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung, Pemerintah Daerah (Pemda)Provinsi Jabar mengadakan ziarah ke Makam tokoh agama, kiai, dan ulama.
\"Memperingati Hari Pahlawan 10 November, sebagai bentuk penghormatan dari Pemerintah Provinsi Jabar kepada tokoh pendahulu kita yang sudah berjasa bagi bangsa dan negara. Maka kita lakukan ziarah ke makam para syuhada sekaligus tawasul doa melalui karomah dan maunah para waliullah dan syuhada. Dan mudah-mudahanan barokah,\" kata Kang Uu.
\"Saya berziarah ke makam para syuhada, kiai yang sudah berjasa membangun Jabar, memperjuangkan akidah, syariah. Saya juga membacakan tahlil, baca Alquran dan berdoa mengharapkan barokah dan kebaikan bisa dirasakan semua warga Jawa Barat,\" tambahnya.
Dalam beberapa kesempatan, Sosok Panglima Santri Jabar itu selalu menekankan untuk tidak melupakan jasa ulama dan kiai yang bergerak dan berjuang secara multidimensi.
Selain memperjuangkan kemerdekaan fisik, para ulama dan kiai tentunya memperjuangkan kemerdekaan batin sehingga hadir ketenangan bagi setiap umat dalam menjalankan ibadahnya.
Kemudian, kata Kang Uu, ulama dan kiai berjasa membentuk karakter serta kepribadian bangsa Indonesia. Para ulama dan kiai pun turut berkontribusi menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa.
\"Pancasila itu mampu menyatukan berbagai macam agama, menyatukan berbagai macam suku, bermacam ras dan karakter,\" katanya.
\"Ulama adalah sosok yang mesti kita teladani. Maka momen hari pahlawan menjadi spirit khususnya bagi generasi muda untuk hidup maslahat, bermanfaat bagi sekitar, bagi nusa, bangsa, dan agama,\" imbuhnya. (*)