PAUS Fransiskus pada Minggu (15/8) menyerukan diadakannya dialog untuk mengakhiri konflik di Afghanistan sehingga rakyat di negara itu dapat hidup damai, aman dan saling menghormati.
Paus Fransiskus mengatakan hal itu dalam khotbah Minggu siang ketika gerilyawan Taliban dikabarkan memasuki ibu kota Kabul dan Amerika Serikat mengevakuasi diplomat dari kedutaan mereka dengan helikopter.
“Saya turut khawatir dengan situasi di Afghanistan. Saya minta Anda berdoa bersama dengan saya kepada Tuhan yang damai agar gemuruh senjata berakhir dan solusi ditemukan di meja perundingan,” kata Paus kepada jemaat dan turis yang memenuhi Lapangan Santo Petrus, seperti dikutip Antara dari Reuters.
“Hanya dengan cara ini penduduk negara itu –laki-laki, perempuan, orang tua dan anak-anak kembali ke rumah mereka, hidup damai dan aman dalam suasana saling menghormati,” kata dia.
Hanya ada sedikit umat Kristiani di Afghanistan, hampir semuanya warga negara asing yang bekerja di kedutaan atau pekerja kemanusiaan. Masuknya Taliban ke Kabul menegaskan kemenangan kelompok bersenjata itu. Mereka digulingkan oleh Amerika Serikat 20 tahun lalu dari puncak kekuasaan menyusul serangan 11 September 2011 di AS.
Sementara itu, Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani pada Sabtu berjanji akan menstabilkan negaranya yang dilanda perang di tengah pertempuran intensif dan kemajuan Taliban menuju kota-kota besar.
\"Sebuah kebanggaan bahwa pasukan keamanan dan pertahanan Afghanistan telah membela negara dan memastikan kerukunan di antara pasukan menjadi prioritas saya,\" kata Ghani dalam pidato singkat yang disiarkan melalui televisi.
Presiden Ghani berjanji tidak akan membiarkan Afghanistan mengalami kekacauan berlarut-larut.
\"Rakyat Afghanistan menderita akibat perang yang dipaksakan dan saya yakinkan kalian untuk mencegah penderitaan lebih lanjut rakyat Afganistan dan ini adalah tanggung jawab bersejarah saya,\" sebut Ghani.
Presiden Ghani juga mengatakan bahwa ia berinisiatif untuk berkonsultasi dengan rakyat Afghanistan termasuk pemimpin politik dan kawan internasional. Hasil dari konsultasi itu nantinya akan diumumkan segera. Kelompok Taliban dilaporkan telah menguasai 19 ibu kota provinsi dari total 34 provinsi di Afghanistan. (ant/dil/jpnn)