Semua Kecewa Hasil COP26, Batu Bara Masih Menjadi Bisnis yang Menjanjikan

Selasa 16-11-2021,22:00 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

INGGRIS-Para aktivis lingkungan kecewa atas hasil kesepakatan KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Inggris. Sebab, pada detik terakhir, ada revisi. Hanya satu kata, tapi bisa mengubah segalanya. Yaitu, dari menghapuskan bahan bakar fosil menjadi hanya mengurangi penggunaannya.

Revisi itu adalah usulan India yang didukung Tiongkok. Dua negara tersebut merupakan pengguna batu bara tertinggi di dunia. Tiongkok yang pertama, disusul India dan Amerika Serikat di urutan ketiga. Dengan kata lain, mereka adalah negara-negara penghasil polusi terbesar.

’’#COP26 sudah berakhir. Ini ringkasan singkatnya: bla..bla..bla.. Tapi, pekerjaan sebenarnya terus berlanjut di luar pertemuan tersebut. Dan kami tidak akan pernah menyerah, selamanya,’’ cuit aktivis lingkungan asal Swedia Greta Thunberg mengkritisi hasil kesepakatan 200 negara itu seperti dikutip Agence France-Presse.

Selama konferensi, Thunberg dan aktivis lainnya juga mengecam negara-negara peserta COP26. Menurut mereka, para pemimpin dunia telah gagal mencocokkan kata-kata mereka dengan tindakan nyata di lapangan. Mereka belum mampu memenuhi kesepakatan perubahan iklim di Paris pada 2015.

Sekjen PBB Antonio Guterres juga turut memberikan kritik. Tapi, tidak blak-blakan seperti Thunberg. Dia memperingatkan bencana karena perubahan iklim bakal tiba. Menurut dia, hasil COP26 adalah kompromi yang mencerminkan kepentingan, kontradiksi, dan kemauan politik dunia saat ini. Kesepakatan itu tidak cukup. Guterres juga mengirimkan pesan kepada para pemuda, komunitas adat, pemimpin perempuan, dan semua pihak yang memimpin aksi perubahan iklim.

’’Saya tahu kalian mungkin kecewa. Tapi, kita tengah berjuang untuk hidup kita dan pertarungan ini harus dimenangkan,’’ cuit Guterres. Presiden COP26 Alok Sharma juga menyesali proses negosiasi yang panjang dan berlarut-larut, tetapi akhirnya harus berubah di akhir. ’’Saya sangat menyesalinya,’’ ujarnya.

Batu bara masih menjadi bisnis yang menjanjikan. Australia bahkan terang-terangan menyatakan bahwa mereka akan tetap menjual batu bara termal untuk beberapa dekade mendatang. Itu disebabkan permintaan pasar masih tinggi. Mereka beralasan jika tidak menjualnya, negara lain akan mengisi kekosongan tersebut. Australia adalah pengekspor terbesar kedua sumber pembangkit listrik tenaga batu bara itu.

2

Terpisah, efek dari polusi dan perubahan iklim terpampang nyata di India. Polusi udara di New Delhi memaksa pemerintah setempat untuk menutup sekolah selama sepekan ke depan. Proyek-proyek konstruksi juga diminta untuk berhenti selama empat hari. Para pegawai negeri sipil diminta bekerja dari rumah, termasuk pekerja swasta.

Itu semua adalah upaya pemerintah untuk melindungi penduduk dari polusi asap beracun. Mereka menyebutnya lockdown polusi.

’’Sekolah-sekolah ditutup agar anak-anak tidak menghirup udara yang tercemar,’’ tegas Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal.

Ibu kota India itu merupakan kota terpolusi di dunia. Setiap musim dingin, pencemaran dari emisi kendaraan, asap pabrik, serta pembakaran sisa pertanian menetap di langit kota tersebut. Sabtu (13/11) Mahkamah Agung (MA) menyarankan agar Delhi melakukan lockdown guna mengatasi kualitas udara. Arvind bersama para petinggi lain menyetujui saran MA itu.

’’Lockdown polusi tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini akan menjadi langkah yang ekstrem,’’ ujarnya.

Dewan Pengendali Polusi Pusat menyarankan agar pemerintah bersiap mengambil langkah-langkah darurat. Sebab, kualitas udara yang buruk itu akan berlangsung hingga 18 November. Pada malam, angin cenderung tenang, membuat udara kotor tersebut tidak bergerak. Pada Sabtu, level PM 2.5 di Delhi sudah lebih dari 300. Itu 20 kali batas maksimal harian yang direkomendasikan WHO. PM 2.5 merupakan partikel polusi udara terkecil dan paling berbahaya.

The Times of India melaporkan bahwa beberapa rumah sakit menerima kenaikan pasien yang cukup tinggi karena masalah pernapasan. Yaitu, 12–14 pasien per hari di unit gawat darurat. (sha/c6/bay)

Tags :
Kategori :

Terkait