Mayo Bali

Sabtu 08-01-2022,08:00 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Di luar bangunan 10 lantai itu ada juga vila. Beberapa. Tapi, juga sudah tidak layak untuk persaingan zaman baru.

Tentu semua itu bisa direnovasi. Tapi mahal sekali. Lebih baik bangun baru. Atau lebih tepat lagi untuk rumah sakit dimaksud.

Berarti, semua itu harus dibongkar. Berani

Itulah pertanyaan saya. Mungkin juga pertanyaan Anda. Mengapa?

Ada dua tempat keramat di situ. Yakni, satu kamar di lantai 3 (kamar 327) dan satu vila (vila 2401) di deretan vila itu.

Itulah vila dan kamar Nyai Roro Kidul. Si penguasa laut –bagi yang percaya. Itu juga kamar tempat Bung Karno bersemedi. Bukan hanya Bung Karno. Juga pelaku semedi lainnya.

Tentu saya juga beberapa kali memasukinya. Kamar 327 itu tidak pernah dibuka sebagai kamar tidur. Banyak lukisan si penguasa laut di temboknya. Juga banyak benda sesaji.

Atau hotel itu akan dipertahankan? Sebagai asrama perawat dan dokter? Dan vila-vila itu sebagai guesthouse para dokter spesialis terkemuka dunia?

Yang jelas, ide menjadikan kawasan itu sebagai wisata kesehatan sangatlah bagus. Ide tersebut hanya dimiliki orang  yang punya pikiran besar. Pantai Sanur membentang di situ sampai 5,5 km. Matahari Bali juga terbit dari sini.

Saya belum tahu siapa investor rumah sakit tersebut. Tanahnya jelas, tidak perlu lagi membebaskan: milik BUMN. Investasinya juga tidak terlalu besar: sekitar Rp 3 triliun.

Mayo International sudah menegaskan: tidak akan tanam uang di situ. Peran Mayo terbatas pada memberikan konsultasi. Begitulah pemberitaan media di Singapura. Negara itu memang menganggap berita Mayo tersebut sangat penting: pesaing baru bagi Singapura.

Kalau Mayo tidak ikut tanam modal, berarti akan ada pihak lain. Anda sudah tahu: bahwa saya belum tahu.

Tapi, Presiden Jokowi menegaskan, RS itu sudah harus beroperasi akhir tahun 2023: sebentar lagi. Berarti, investornya sudah ada: hanya saya yang tidak tahu siapa.

Pemerintah memang gelisah –demikian juga saya dan Anda:  begitu besar dana kesehatan yang kabur ke luar negeri. Pemerintah menyebut sampai 8 miliar dolar AS. Berarti lebih dari 100 triliun rupiah setahun.

Koran Singapura menyebut orang Indonesia itu, sakit sepele saja, ke Singapura. Tentu juga ke KL dan Penang. Yang menurut banyak komentator Disway, mereka itu tidak akan pindah ke Bali. Medan–Penang hanya 30 menit. Medan–Bali 3 jam. Belum lagi tambahan waktu untuk transit di Jakarta. Atau transit di Singapura.

Tapi, sebagian orang Jakarta dan Surabaya semestinya pilih ke Bali. Kalau memang Mayo Amerika berada di situ sebagai jaminan mutu.

Tags :
Kategori :

Terkait