CIREBON - Sri Baduga Maharaja pernah membuat akses yang saat ini mungkin disebut jalan tol. Menghubungkan sejumlah kota.
Akses jalan ini, yang menjadi penghubung daerah-daerah kekuasaan Pajajaran. Infrastruktur pengerasan jalan di era Sri Baduga Maharaja dibangun membentang dari Kawali hingga Bogor.
Dalam Prasasti Batu Tulis, disebutkan ruas ini menghubungkan sejumlah kawasan mulai dari Kawali, Talaga, Karangsambung, Tomo, Cisalak, Jalan Cagak, Sagalaherang, Wanayasa, Cikao, Tanjungpura, Warunggede, Cibarusah, Cileungsi dan Pakuan.
Atau pada masa kini menghubungkan Kabupaten Ciamis, Majalengka, Sumedang, Subang, Karawang, Bekasi hingga Bogor.
Sri Baduga Maharaja berkuasa pada 1482 sampai dengan 1521 Masehi. Di masa itu, Pajajaran mencapai kejayaannya. Baik secara pemerintahan, ekonomi, hingga kestabilan keamanan, sosial, politik dan keagamaan.
Saat itu, posisi Pakuan Pajajaran dijadikan sebagai ibu kota. Yang terus diperkuat dalam segi pertahanan dengan membangun parit-parit dan rekonstruksi kota.
Tidak hanya itu, dilakukan pengendalian banjir yang melanjutkan era Kerajaan Tarumanegara yakni dengan pembangunan Telaga (WA) Rena Mahawijaya.
Keberadaan Telaga ini, mengatur aliran Sungai Cisadane dan Cipaku, sehingga dapat mengendalikan debit air dan menghindari terjadinya banjir.
Keberadaan Pajajaran juga didukung dengan 6 pelabuhan utama yang menjadi pusat ekonomi.
Bukti-bukti keberadaan Pakuan Pajajaran sendiri, dituliskan para penjelajah Belanda yakni, Scipio 1687, Adolf Winkler 1690, Abraham van Rieebeck tahun 1703, 1704 dan 1709. (yud)
Baca juga:
- Sistem Bubble Bakal Diterapkan pada MotoGP Mandalika
- Pembangunan Ibu Kota Negara Tidak Gunakan APBN, Junimar Girsang: Saya Yakin Pemerintah Punya Solusi