KEJAKSAN- Buruknya pelayanan PDAM Kota Cirebon di sejumlah wilayah seperti Pesisir dan kawasan lainnya diakui oleh anggota DPRD Kota Cirebon, Drs Priatmo Adji. Dia mengatakan, dari tahun ke tahun tidak ada perbaikan pelayanan yang signifikan yang diberikan PDAM. Sebagai wakil rakyat, dia mengaku sudah bosan memperingati manajemen PDAM. “Saya sudah bosan ngomel-ngomel ke PDAM. Sejak dilantik hingga sekarang sudah 4 tahun jadi dewan, sampai sekarang pelayanan masih begitu saja. Ini harus diinvestigasi lebih lanjut agar bisa diketahui masalahnya,” ujarnya, kemarin. Dikatakan politisi PDIP Kota Cirebon ini, pelayanan PDAM yang buruk tidak hanya berada di kawasan Samadikun, tapi sepanjang Pesisir hingga Pegambiran. Dirinya pun mempertanyakan janji direksi PDAM yang mengaku akan memperbaiki pelayanan pasca kenaikan tarif. Karena sudah hampir satu tahun tarif PDAM naik, kata Adji, pelayanan tetap memble. “Katanya setelah tarif naik, pelayanan jadi lebih baik. Tapi ternyata sampai sekarang masih sama saja. Nah ini ada apa? Naik tarifnya juga mengagetkan lagi. Hampir dua kali lipat. Ya wajar kalau masyarakat menagih janji PDAM,” bebernya. Terkait alasan perbaikan pelayanan baru bisa dirasakan setelah program SPAM berjalan, Adji menilai hal itu permasalahan yang berbeda. “Nggak ada urusan itu. Kalau memang harus menunggu SPAM, kenapa dulu berjanji pada warga akan ada perbaikan pelayanan,” lanjutnya. Dia mengatakan, PDAM sempat berjanji akan menaikan debet air, dari 880 liter per detik menjadi 1080 liter perdetik. Namun melihat kondisi saat ini pelayanan masih buruk dan jam layanan masih sama saja, itu berarti belum ada perbaikan yang dilakukan PDAM. “Kalau sekarang tetap nggak mengalir, ya berarti debet airnya belum naik dong. Kalau tidak berjanji mungkin tidak masalah. Tapi kan ini direksi sempat berjanji. Kenapa sekarang tarif sudah naik tapi pelayanan tetap saja,” tukasnya. WARGA MASIH MENJERIT Sementara itu, warga Samadikun kembali mengeluhkan minimnya air bersih dari jaringan PDAM. Air di wilayah itu hanya mengalir selama satu jam saja tiap harinya. Itu pun warga sudah memakai alat bantu penyedot air (jet pump). \"Dan itu pun mengalirnya hanya di malam hari,\" ujar Daini (33), warga RT 03 RW 10 Samadikun Selatan, Minggu (20/10). Diakuinya, minimnya air bersih PDAM yang mengalir ke rumahnya tidak sebanding dengan tagihan yang harus ia bayar tiap bulannya. Dalam satu bulan ia membayar sekitar Rp122.000. Tagihan ini sama dengan jumlah tagihan yang diterima oleh warga yang menerima aliran air PDAM secara normal. \"Capek Mas, bayaran tetap mahal, tapi air PDAM tidak lancar,\" ucapnya. Sementara Sekretaris RW 10 Samadikun Selatan, Kusen, meminta agar PDAM segera turun ke lapangan dan mencari solusi atas masalah yang terjadi di kawasannya. Menurut Kusen, warga sudah sangat jengkel dengan situasi yang dihadapi saat ini. “Apalagi jika menunggu perbaikan saluran PDAM hingga 2015. Itu lama sekali,” sesalnya. (kmg/jml)
Adji: Saya Bosan Peringati PDAM
Senin 21-10-2013,13:12 WIB
Editor : Dedi Darmawan
Kategori :