\"Saya lakukan puasa intermittent. Juga mengurangi karbohidrat,\" katanya. Setidaknya sudah selama 2,5 tahun terakhir. \"Berat badan saya turun 20 Kg. Masih harus turun lagi, kalau bisa 5 kg lagi,\" katanya.
Ia pun membuat teh. Di belakang meja praktiknya, memang ada teko kecil dan beberapa mangkuk kecil. Ia masukkan Chinese tea ke teko itu. Ia tuangkan air mendidih dari boiler kecil. Ia tuangkan air teh itu ke mangkuk-mangkuk kecil.
Istrinya ikut ngobrol. Tidak ikut minum.
Sambil minum teh, saya minta cerita tentang kliniknya itu. Yang selama pandemi memiliki keunggulan: tidak perlu opname. Ia lakukan penanganan baru: satu hari selesai. \"Ternyata orang senang. Selama pandemi, orang takut opname di RS,\" katanya.
Ngobrol selesai. Saya harus tahu diri. Jadwal Ben Chua ketat.
Saya pun pamit. Yang penting kini saya sudah tahu ke alamat mana kalau saya harus mencarinya.
\"Punya waktu?\" tanyanya. Tentu saya punya waktu. Harusnya saya yang bertanya begitu padanya.
\"Ada apa?\" tanya saya balik.
\"Kalau mau, saya lakukan MRI. Saya ingin lihat apakah Anda baik-baik saja,\" katanya.
\"Hahaha... Mau!\" jawab saya.
Mesin MRI itu disiapkan. Masih kelihatan baru. Dipasang dua tahun lalu. \"Waktu itu, jenis ini, hanya ada 4 di dunia,\" katanya.
Jenis alat itu semua dokter tahu: Philips Azurion 7 C20 FlexArm. Populer dengan nama hybrid operating theatre atau angiosuite. Di Amerika disebut Office Based Labs (OBLs) atau Office-Based Cath Lab.
Saya \'\'ditembak\'\' di alat itu. Langsung diajak melihat hasilnya: di layar komputer. \"Bagus sekali. Gak usah khawatir,\" katanya. Ia pun menyerahkan flash disk ke saya. \"Ini copy hasil RMI tadi,\" katanya.
Hari itu empat acara beres. Setiap selesai acara, saya lapor ke Robert Lai. Teman-teman yang saya temui itu adalah juga temannya. Lebih tepatnya: Semua itu teman Robert Lai.
Robert pun tahu, ketika saya masih ada sisa waktu 2 jam. Yang kosong acara. Maka Robert menelepon penjual durian: apakah punya Musangking di luar musim durian seperti ini.
\"Anda ke sana. Durian sudah siap. Saya sudah pesankan,\" tulis Robert di WA-nya. Mau tidak mau, apakah pura-pura terpaksa, saya ke sana.