Dikutip Pojoksatu.id di laman resmi BWF, Rabu (17/8), Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis ini pertama kali digelar pada tahun 1977, di Malmo, Swedia.
Kejuaraan Dunia berkembang menjadi kompetisi global papan atas yang dalam edisi ke-20, diikuti oleh 345 atlet dari 47 asosiasi anggota dan disiarkan dalam definisi tinggi kepada pemirsa televisi di seluruh dunia.
Kejuaraan All England sudah berfungsi sebagai kejuaraan dunia tidak resmi untuk disiplin individu.
BACA JUGA:Istri Kasat Lantas Polres Madiun Tubuhnya Kena Senggol, Wartawan Diamuk Sampai Lepas Baju Dinas
Sejak akhir 1940-an, Piala Thomas — dan kemudian Piala Uber — menawarkan kesempatan unik bagi tim putra dan putri untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik di dunia, para atlet sudah mampu membuktikan diri secara individu.
All England telah memberikan kesempatan itu dengan kelas dan prestise dan tradisi yang berasal dari awal abad ke-20.
Sementara Inggris mungkin menyambut turnamen itu yang terbaik di dunia, masih ada ruang untuk kejuaraan dunia.
Ketika Swedia menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia IBF pertama pada tahun 1977, itu adalah langkah pertama untuk sebuah turneman yang dalam waktu singkat meningkat prestisenya.
BACA JUGA:Heboh Video Anggota DPR Sebut Puan Presiden Sambil Menunjuk
BACA JUGA:SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon Upacara Hari Kemerdekaan RI Ke-77
Juara Dunia Pertama
Denmark mendominasi pada edisi perdana turnamen ini pada tahun 1977. Pemain Denmark turun ke tetangga utara mereka dan mengambil tiga dari lima gelar, dengan Lene Koppen memenangkan emas di tunggal dan ganda putri.
Pada edisi kedua, 1980 di Jakarta, tuan rumah Indonesia nyaris menyapu bersih semua gelar.
Hanya sektor ganda putri medali emas jadi milik pasangan Inggris, Nora Perry/Jane Webster. Sementara ganda putri Indonesia, Verawaty Wiharjo/Imelda Wiguno meraih perak.
Kala itu, Rudy Hartono juara dunia tunggal putra. Verawaty Fajrin juara tunggal putri, lalu medali emas ganda putra milik Ade Chandra/Christian Hadinata.
Adapun medali emas ganda campuran diraih Christian Hadinata/Imelda Wiguno.