Radarcirebon.com, CIREBON - Sejarah pemberontakan PKI di Kota Cirebon, terjadi jauh sebelum peristiwa kelam pada akhir september 1965.
Sejarah pemberontakan gagal yang dilakukan oleh PKI di Kota Cirebon, digawangi Mr Mohammad Joesoep dan Mr Suprapto.
Kedua pimpinan PKI itu, menurut catatan sejarah melakukan upaya pemberontakan dengan mencoba mengambil alih kekuasaan di Cirebon dan melucuti persenjataan milik TRI atau Tentara Rakyat Indonesia.
Menurut catatan di Depo Arsip Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Cirebon, PKI lahir di Kota Cirebon sejak 7 November 1945.
BACA JUGA:Update Pelemparan Bus Pesik Kuningan, Pelaku Siap-siap Saja, Kapolresta Cirebon Sampaikan Hal Ini
BACA JUGA:Cinta Laura: Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan Ikuti BRI, The Best ESG’s Mover
Namun kemunculan PKI pimpinan Mr Mohammad Joesoef ke permukaan dinyatakan ilegal. Kehadiranya tak dikehendaki oleh kelompok lain. Mengingat kondisi sosial politik di Cirebon saat itu tidak stabil.
Adanya pertentangan antara golongan moderat dengan golongan revolusioner mengenai cara dan untuk membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, justru dimanfaatkan oleh PKI untuk menguasai politik.
Mereka mempersiapkan pemberontakan dan memulainya dengan menarik simpati masyarakat Cirebon. Mereka sadar kekuatan mereka untuk melakukan pemberontakan belumlah kuat.
Oleh karena itu, didatangkanlah Laskar Merah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan menghadiri konferensi dengan maskud tak menimbulkan kecurigaan masyarakat.
BACA JUGA:PSGJ, Pesik Kuningan, Al Jabbar hingga Persima Majalengka Peluang Promosi ke Liga 3 Seri 1 Jabar
BACA JUGA:Final Liga 3 Seri 2 Jabar, Siap-siap Ada Derby Cirebon PSGJ vs Al Jabbar
Pada tanggal 9 Februari 1946, rombongan PKI dan Laskar Merah tiba di Stasiun Kereta Api Cirebon. Mereka membawa sejata lengkap dan menginap di Hotel Riberrink yang juga dikenal dengan Hotel Grand, di samping Alun-alun Kejaksan.
PKI kemudian menyebarkan isu bahwa polisi tentara telah melucuti anggota Laskar Merah yang baru datang dari Jawa Tengah.
Polisi Tentara Cirebon saat itu, Letda D Sudarsono datang ke Stasiun Cirebon untuk menemui bintara jaga untuk memastikan kebenaran isu itu. Namun sesampainya di stasiun, ia disambut dengan tembakan.