Letda Sudarsono dikepung oleh pasukan Laskar Merah. Ia ditawan dan dibawa ke markas tentara polisi di Hotel Phoenix.
BACA JUGA:PSGJ Bisa Kena Sanksi Pasca Pelemparan Bus Pesik Kuningan, Simak Pernyataan Kombes Imam
BACA JUGA:Kronologi Dugaan KDRT Versi Lesti Kejora, Rizky Billar Dituduh Selingkuh
Selanjutnya dalam upaya menguasi pemerintahan, PKI mulai melucuti kekuatan bersenjata di Cirebon. Tentara ditangkap dan dijadikan tawanan.
Dalam pemberontakan PKI di Cirebon itu, seluruh kota sempat dikuasai oleh tentara merah. Tindakan mereka juga semakin brutal. Merampok dan menguasai gedung-gedung vital.
Untuk mengatasi aksi aksi PKI tersebut, Panglima II/Sunan Gunung Jati Kolonel Zaenal Asikin Yudadibrata segera ambil tindakan.
Ia mengirim utusan untuk berunding dengan Mr Mohammad Joesoef di Hotel Ribrink. Pihak PKI berjanji akan meyerahkan senjata hasil rampasan. Namun janji tinggalah janji. PKI tak menepatinya.
BACA JUGA:Aturan Baru, Masa Berlaku Paspor Saat Ini Tidak Lagi 5 Tahun, Tapi...
BACA JUGA:Buntut Pelemparan Bus Pesik Kuningan, PSGJ Minta Maaf, Siap Tanggung Jawab
Perundingan gagal, Panglima Divisi II meminta bantuan pasukan dari Komandan Resimen Cikampek untuk dikirim ke Cirebon.
Sebanyak 600 prajurut dikerahkan. Tanggal 13 Februari 1946. Dilakukan penyerbuan yang pertama oleh pasukan gabungan dari TRI.
Polisi tentara dan pasukan lain berupaya merebut pos pertahanan PKI di Hotel Riberrink. Namun upaya itu gagal karena persenjatan di pihak TRI yang minim. Berbanding terbalik dengan persenjataan yang dimiliki oleh PKI dan Laskar Merah.
Pada tanggal 14 Februari, dilakukan penyerbuan kedua yang dipimpin Komandan Resimen Cikampek, Kolonel Moefreini Moekmin. Penyerbuan kedua sukses.
BACA JUGA:HPAI Sinergi Satu Aksi Untuk Bumi
BACA JUGA:Bupati Imron Berharap Desa Sedong Lor Juara Lomba PKK Tingkat Jawa Barat
Pasukan PKI dan Laskar Merah menyerah. Sementara pimpinan pemberontak, Mr Mohammad Joesoep dan Mr Suprapto berhasil ditangkap. Kemudian diajukan ke pengadilan tentara.