Orang Belum Terpapar Covid-19 Lebih Rentan Tertular Varian XBB, Simak Penjelasan IDI

Jumat 04-11-2022,11:11 WIB
Reporter : Tatang Rusmanta
Editor : Tatang Rusmanta

"Di Singapura, dominasi kasus XBB. Padahal sebelumnya hanya 22 persen. Cepat sekali penularan sampai sekarang 54 persen," ungkapnya.

Tidak hanya itu, Erlina juga menyarankan agar pemerintah kembali menggalakan vaksinasi dosis ketiga.

Menurut dia, vaksinasi booster di Indonesia belum mencapai angka 30 persen dari target.

"Penelitian menyatakan dosis vaksin booster akan meningkatkan kemampuan antibodi menetralisir subturunan Omicron ini," tutupnya.

BACA JUGA:Mengenang Setahun Tahun Kepergian Vanessa Angel dan Bibi, Begini Kata Doddy Sudrajat dan H Faisal

Trend Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia

Sementara itu, juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Reisa Broto Asmoro mengimbau masyarakat memperketat kembali protokol kesehatan.

Alasannya, menurut dia, lantaran kasus positif Covid-19 di dunia kembali menunjukkan trend kenaikan.

Namun demikian, Reisa tidak menyebutkan secara rinci trend kenaikan kasus tersebut.

Dia hanya mengatakan kenaikan kasus di seluruh dunia dipicu oleh hadirnya sub-varian baru Omicron, yakni XBB. Viarian ini disebut sudah teridentifikasi sejak Agustus 2022.

Lebih lanjut dia mengatakan, varian XBB sudah masuk ke wilayah Indonesia. Karena itu, kewaspadaan melalui protokol kesehatan harus lebih diperketat.

Munculnya varian XBB telah menyebabkan lonjakan kasus di sejumlah negara tetangga seperti Singapura. Menurut dia, hal itu membuktikan bahwa Covid-19 masih menjadi ancaman.

“Kalau kita lihat secara global, sayangnya (kasus positif COVID-19) sedang naik kembali," kata Reisa sebagaimana dilansir dari FIN beberapa waktu lalu.

"Memang bisa kita kaitkan, salah satunya adanya varian baru yang tengah merebak dan ditemukan di banyak negara, yakni varian XBB,” imbuhnya.

“Kita harus ekstra hati-hati lagi. Kalau kita ingin menekan jumlah penularan XBB di Indonesia, tentunya kita harus ingat yang namanya (pengetatan) protokol kesehatannya,” tambahnya lagi.

Reisa juga mengatakan, bahwa sudah seharusnya masyarakat mampu menilai tinggi rendahnya risiko penularan di sekitar lingkungannya.

Kategori :