Radarcirebon.com, CIREBON - Pedati Gede Pekalangan merupakan salah satu peninggalan sarat sejarah bagi Kota Cirebon, lantaran sudah ada sejak tahun 1371.
Berdasarkan catatan sejarah yakni Gedenk Boek der Gemeente Cheribon, Pedati Gede Pekalangan dikemudikan oleh Syekh Maulana yang berasal dari Yaman.
Mengacu catatan sejarah tersebut, Syekh Maulana yang berasal dari Yaman bergerlar Ki Gede Pekalangan karenanya nama pedati tersebut juga disebut sesuai juru mudinya.
Namun, berdasarkan catatan Keraton Kacirebonan, dijelaskan bahwa pedati tersebut dibuat di masa Pangeran Walangsungsang pada 1371 Saka atau 1449 Masehi.
BACA JUGA:Jejak Manusia Purba di Kaki Gunung Ciremai Kuningan, Situs Purbakala Cipari Jadi Saksi Bisu
Pada saat itu, Pedati Gede Pekalangan dipakai untuk syiar Islam dari wilayah Cirebon sampai ke Tegal juga beberapa kawasan di Pantai Utara.
Selain media dakwah Islam, Pedati Gede juga dipakai saat mengangkut material kayu dan banyunan untuk pengerjaan Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Artinya, pada masa Sunan Gunung Jati sekitar 1480 Pedati Gede Pekalangan masih digunakan dan difungsikan untuk pengerjaan masjid tersebut.
Pada masa itu, Pedati Gede Pekalangan bisa dibilang sudah sangat canggih dari sisi teknologi. Sebab, sudah menggunakan prinsip suspensi dan lainnya.
BACA JUGA:Inilah Kelemahan Sistem ETLE yang Harus Segera Diperbaiki Secepatnya
Karenanya, di tahun 1.500-an Sultan Cirebon Pangeran Mas Zainul Arifin, mengizinkan agar teknologi Pedati Gede Pekalangan diadaptasi oleh kereta-kereta lainnya yang dibuat masyarakat.
Sayangnya pada tahun 1907 Pedati Gede Pekalangan terbakar. Karenanya setengah bagiannya hilang dan tersisa hanya 8,9 meter dari ukuran asli.