Sekda Jabar: ASN Jawa Barat Harus Top

Jumat 16-12-2022,00:00 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

BANDUNG, RADARCIREBON.COM - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar) Setiawan Wangsaatmaja menekankan Aparatur Sipil Negara (ASN) berada pada kualitas top dengan performa terbaik. 

Seiring disrupsi yang menghantam dunia, ada beberapa hal yang wajib diantisipasi setiap orang, termasuk ASN. 

Sebut saja tiga disrupsi, yakni pandemi Covid-19, perubahan iklim, disrupsi digital, belum lagi fenomena perfect storm yang diprediksi datang di tahun 2023. 

BACA JUGA:Bakung Kidul Cup Jadi Ajang Pengembangan Bakat dan Latih Mental Bertanding

"Situasi dunia ini, semua kepala negara di dunia ini (istilahnya) sedang "pusing", mudah-mudahan kita bisa melewati dengan baik," kata Setiawan pada Town Hall Meeting Disnakertrans Jabar dengan tema "Resilience for An Excellence Performance" di Hotel Sultan Raja Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis 15 Desember 2022.

Tantangan ini akan berdampak pada sektor ketenagakerjaan dan industri. Oleh karena itu, Setiawan mengajak insan Disnakertrans untuk mengubah mindset bahwa saat ini harus bergerak cepat, demi mengejar target sekaligus melewati tantangan global. 

"Misalnya dalam mengeluarkan APBD  kita harus mulai berpikir ada tidak nilai investment untuk kita," ujarnya. 

2

BACA JUGA:2.061 Penyandang Disabilitas Kabupaten Cirebon Dapat Fasilitas Administrasi Kependudukan

Saat ini total ASN Jabar berjumlah 44.505, maka jumlah ASN ini harus punya visi dan misi yang selaras dengan visi pembangunan Provinsi Jabar. 

Secara demografi, struktur ASN Jabar dari 44.505 ini terdapat usia dominan generasi X, Y, dan tak lama lagi akan banyak dari generasi Z. Generasi Baby Boomers masih ada, tapi mulai berkurang. 

Dengan begitu sistem pengelolaan ASN harus diubah karena yang dihadapi generasi yang lahir dalam dunia digital. 

BACA JUGA:Fakta-fakta Dugaan Pemotongan Bansos di wilayah Kecamatan Mundu

"Makanya beberapa peraturan Gubernur pun dibuat adaptif terhadap kondisi saat ini," tambahnya. 

Sejalan itu Setiawan mengatakan supaya kebijakan terkait ketenagakerjaan dan industri pun tidak boleh tertinggal, perlu menyesuaikan dengan kondisi demografi, dan harus adaptif terhadap disrupsi saat ini. 

"Jangan sampai kita tertinggal dari negara lain, apalagi tertinggal sampai (ukurannya) puluhan tahun," ujar Setiawan. 

Kategori :