Pada November 1997, Low Tuck Kwong mengakuisisi konsesi tambang batu bara PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP). Tujuh tahun kemudian, dia mendirikan PT Bayan Resources yang menjadi induk Bayan Group.
Luas wilayah konsesi tambang yang dikantongi Low Tuck Kwong makin luas.
"Kini luas konsesi tambangnya mungkin sudah hampir sama dengan luas seluruh daratan Singapura. Atau melebihi," dugaan Dahlan.
Pada 12 Agustus 2008, Bayan Resources melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum saham perdana. Pada saat itu, sahamnya seharga Rp 5.800 per lembar.
Harga saham emiten berkode BYAN itu melonjak jauh. Saat ini harga per lembar saham Bayan Resources mencapai Rp 20.900,-.