Lalu, pada tanggal 1 Februari, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan.
Kemudian pada tanggal 2 Februari dirawat di RSUD Kembangan.
"Sehingga, dirujuk dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta. Pada saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pasien ini," kata Syahril.
BACA JUGA:Strategi Hybrid Bank BRI Mengantarkan Nasabah Menempuh Perjalanan Transformasi Digital
Setelah ditemukan dua kasu baru ini Kemenkes tak tinggal diam, kemudian bertindak untuk mengantisipasi dalam menentukan penyebabnya.
Kemenkes lalu segera melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, mulai dari IDAI, BPOM, ahli epidemiologi, Labkesda DKI, farmakolog, para guru besar dan Puslabfor Polri.
Hal ini dilakukan untuk penelusuran epidemiologi, memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.
BACA JUGA:DPC PDIP Saring 80 Bacaleg untuk 50 DCS
“Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sampel obat dan darah pasien," jelas Syahril.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menyatakan kasus gagal ginjal sudah selesai.
Sebab sejak dua minggu terakhir di bulan November 2022 tidak ditemukan adanya penambahan kasus.
Kasus ini terkonfirmasi ada karena kandungan racun etilen glikol/dietilen glikol (EG/DEG) dalam obat sirup. (jun)