"Yang jelas, kami pemerintah Desa dan Kecamatan di Dampingi oleh KPAID Kabupaten Tasikmalaya berupaya yang terbaik melakukan perlindungan bagi korban," kata Parid.
Parid mendapatkan informasi bahwa korban mengalami luka di bagian wajah. Namun demikian, dia tidak tahu persis sejak kapan korban dianiaya.
Namun demikian, menurut Parid, terlihat dari luka yang dialami, penganiayaan diduga terjadi sudah beberapa hari sebelum dilaporkan.
BACA JUGA:Dua Pemuda di Ciledug Cirebon Malam Mingguan Bawa Senjata Tajam, Bukan Mau Apel, Jadinya Begini
"Kami belum bisa memastikan sejak kapan korban dianiaya,” terangnya.
Apakah pelaku ibu kandung tega menganiayan anak sendiri yang masih bayi karena mengalami gangguan jiwa?
Parid tidak bisa memastikan. Namun, ada laporan dari kepala dusun jika pelaku memiliki Riwayat depresi.
Selain menganiaya anaknya yang masih bayi, pelaku juga pernah menganiaya anaknya yang lain alias kakak korban.
Terkait motif pelaku, diduga adalah factor ekonomi. "Menurut informasi yang sudah ditampung oleh Satgas KPAID, lebih merujuk kepada faktor ekonomi," terang Parid.
Terduga pelaku tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Untuk terduga pelaku sudah diamankan oleh Polsek Salopa dan langsung dibawa ke Mapolres Tasikmalaya.
Saat di Mapolres Tasikmalaya, R (25) masih menjalani pemeriksaan di Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya. R berulang kali merengek meminta Polisi agar membebaskannya. Tapi bukan mencari anaknya, R justru mencari suaminya. "Bapak hayu pulang, pulang ke rumah," kata dia.
R juga mengaku menganiyaya anaknya karena kesal gara-gara sering nangis. "Sering nangis, kan saya cape jalan jauh keliling. Anak nangis," ucap R.
Sementara suami R, berinisial Dni (39) mengku, membenarkan bahwa anaknya sering dianiaya. Selain dipukul gunakan gagang sapu dan alat pel, anaknya pernah disayat menggunakan punggung pisau dapur dan dilempar piring hingga kepalanya berdarah.
"Gak bisa dihitung sering banget pak. Tapi memang yang paling saya inget ada lima kali. Pakai lidi, gagang pel, garuk kayu buat jemur padi, pisau sampai piring. Terakhir dilempar piring dan dicubit," jelas dia di Polres Tasikmalaya, Minggu 12 Februari 2023.
Tindakan kasar terduga pelaku terhadap anaknya berlangsung sejak tahun 2022 hingga awal tahun 2023. Di balik peristiwa ini, Dn juga bingung karena tidak ada yang mengurus buah hatinya.
"Kalau sekarang saya serahkan prosesnya pada hukum, saya bingung," kata Dn.