Gunung di perbatasan Kabupaten Kuningan dan Brebes ini, juga menjadi rumah bagi setidaknya 83 jenis burung atau aviuna mulai elang brontok, elang hitam hingga burung madu kelapa.
BACA JUGA:Sejarah Desa Cilimus Kuningan, Persinggahan Ki Casawana Dalam Membangun Tarikolot
BACA JUGA:Sejarah Desa Bedulan Cirebon, Hutan Rimba Tempat Persinggahan Prajurit Demak
Karenanya, kawasan hutan ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Meski bukan lagi hutan yang belum terjamah.
Situs Batu Naga, Gerbang Alam Khayangan
Gunung Tilu memiliki situs bersejarah yang diberi nama Situs Batu Naga.
Situs ini berupa dua batu besar berdiri saling berhadapan, seperti membentuk sebuah tiang gerbang.
BACA JUGA:Pertarungan 38 Raja Berebut Untuk Menjadi Suami Nyi Mas Gandasari
BACA JUGA:Sejarah Desa Cipetir Kuningan, Pohon Petir yang Mampu Menarik Halilintar
Batu ini bergambar naga, sehingga disebut batu naga. Di batu tersebut juga terdapat ukiran pria botak memegang senjata, dan seorang punakawan.
Para peneliti dan arkeolog Indonesia pernah meneliti situs batu naga tersebut.
Batu itu diperkirakan ada sejak zaman prasejarah. Dan ukiran pada batu itu diprediksi dilakukan pada abad 14-15 masehi di zaman kerajaan Sunda.
Peneliti yang juga arkeolog dari Universitas Indonesia, Ali Akbar memperkirakan batu tersebut dibangun oleh peradaban manusia pada ratusan tahun sebelum masehi.
BACA JUGA:Mencari Suami Lewat Sayembara, Nyi Mas Gandasari Memilih jadi Perawan Sunti
BACA JUGA:Sejarah dan Mitos Larangan Memakan Oyong Bagi Penduduk Desa Dukupuntang
“Hasil dar uji radiocarbon dating di laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional menunjukkan bahwa situs Batu Naga itu diperkirakan memiliki umur lebih tua dari peradaban Hindu,” ujar Akbar pada 2013 silam.