CIREBON, RADARCIREBON.COM - Batik salah satu kekayaan budaya dan seni Indonesia yang tak lekang oleh waktu.
Batik juga menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat, termasuk masyarakat di Cirebon.
Kampung Batik di Desa Trsumi Kabupaten Cirebon misalnya, dari 10 desa, sedikitnya ada 2.500 orang yang penghasilannya bergantung pada batik.
Hal ini mendorong hadirnya Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC) untuk memajukan industri batik.
Paguyuban Perajin dan Pengusaha Batik Cirebon (P3BC), Heri Kismo Rusima menuturkan, hadirnya P3BC memiliki tiga value.
BACA JUGA:Video Copet di Masjid Al-Jabbar Tertangkap, Santai Merokok Saat Diinterogasi
BACA JUGA:Pengusaha Minta Pejabat Dewas PDAM Kota Cirebon ‘Jangan Diganggu’
Yakni, kolaborasi. Pebentukan P3BC memegang utuh kolaborasi dengan sesama perajin batik.
Meski antar perajin merupakan kompetitor secara bisnis, namun menurut, para perajin dan pengusaha batik harus tetap bekerjasama agar batik semakin maju.
"Walau kompetitor harus bekerjasama dan maju bersama, dengan begitu batik di Cirebon bisa maju terus," tuturnya.
Kerja sama yang dijalin para perajin dan pengusaha batik pun tak akan berarti apa-apa jika tidak dibarengi dengan sinergi bersama stakeholder lainnya.
Untuk itu, P3BC juga memegang value untuk senantiasa bersinergi dengan stakeholder lain seperti dengan pemerintah yakni bersama dinas-dinas terkait dan instansi swasta lainnya.
BACA JUGA:Koleksi Busana Hari Raya Elegant dengan Warna Pastel, Cek di Sini
BACA JUGA:SMA Islam Al Azhar 5 Cirebon Borong Lomba PMR Se-Wilayah 3
Tanpa adanya kerjasama dengan stakeholder ini, batik tak akan bisa hidup hingga 1000 tahun ke depan.