RADARCIREBON.COM - Ternyata Alokasi Perbaikan Jalan di Lampung Hanya Sekitar 3,5 Persen dari Anggaran Perjalanan Dinas Luar Negeri
Jika data ini benar memang menyakitkan. Ternyata anggaran untuk perbaikan jalan di Lampung yang rusak parah itu hanya sekitar 3,5 persen dari anggaran perjalanan dinas luar negeri.
Jika ini benar, maka wajar kalau jalan rusak di Lampung tak segera bisa diperbaiki. Pembungkaman terhadap kritik akhirnya terjadi perlawanan. Terutama di media sosial.
BACA JUGA:Bima Effect, Mudik ke Lampung Menyaksikan Jalan Rusak
Inilah akibat kesalahan merespons kritikan. Akibatnya bisa kemana-mana. Seharusnya narasi kritikan itu tak perlu dibenturkan dengan hukum.
Seharusnya kritikan kata-kata itu dijawab dengan kata-kata pula. Tentu dari sudut pandang yang berbeda.
Tak perlu dengan ancaman. Bila ada sisi positifnya diterima sebagai masukan. Bila ada yang tidak pas, bisa diluruskan.
BACA JUGA:3 Fitur Sederhana untuk Keselamatan di Sepeda Motor Honda
Nah inilah yang terjadi di Lampung. Pengaruh kritikan dari Tiktokers, Bima Yudho Saputro terhadap jalan rusak di Lampung ternyata pengaruhnya seperti Way Sekampung. Mengalir sampai jauh.
Gara-gara kritikan, Bima malah dilaporkan ke polisi. Walaupun laporan itu telah dicabut, tapi sudah terlanjur mendapat respon negatif dari berbagai pihak. Akibatnya pengadilan publik tak dapat dihindari.
Lantaran dahsyatnya pengaruh itu, maka orang pun menyebut sebagai “Bima Effect”. Salah satu yang dikritik Bima adalah jalan rusak.
BACA JUGA:Anak Pancoran Hafal 30 Juz Alquran di Cirebon
Karena itu yang dibongkar habis oleh publik adalah anggaran belanja untuk jalan di APBD Provinsi Lampung.
Memang mengagetkan. Ternyata anggaran pemeliharan jalan di Lampung itu sangat kecil. Hanya sekitar Rp72 M untuk tahun 2023.
Jika dibandingkan dengan anggaran perjalanan dinas luar negeri, misalnya, sangat jauh. Bila anggaran pemeliharaan jalan hanya Rp72 M, ternyata anggaran perjalanan luar negeri sampai Rp2,2 T.