Kisah Waduk Darma Kuningan di Zaman Wali, Tenggelamnya Pangeran Gencay dan Munjul Bangke

Sabtu 06-05-2023,15:00 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

Saking banyaknya, Mbah Dalem Cageur ini menanak nasi dengan menggunakan salah satu bukit di sebelah Desa Darma (Desa Kawah Manuk). 

Sampai sekarang lokasi bekas menanak nasi itu diberi nama 'Bukit Pangliwetan'.

Lalu, Mbah Dalem Cageur membuat sebuah perahu dari papan kayu jati berukuran cukup besar untuk digunakan Pangeran Gencay dan teman-temannya bermain-main di waduk.

Saat Pangeran Gencay dan teman-temannya bermain di atas perahu, penduduk sekitar menabuh alat-alat musik gamelan. 

BACA JUGA:SIMAK! Ini Syarat Jalan Rusak di Cirebon Ditangani Presiden Jokowi seperti di Lampung

Tempat bermain gamelan itu kemudian diberi sebutan 'Muncul Goong'.

Suatu malam saat bulan purnama, perahu yang dinaiki Pangeran Gencay bersama para pengasuhnya tenggelam di tengah-tengah situ.

Tempat tenggelamnya Pangeran Gencay itu oleh penduduk setempat diberi nama 'Labuhan Bulan', karena perahu yang tenggelam itu, tepat pada saat bulan purnama. 

Mendengar anak kesayangannya itu tenggelam, Mbah Dalem Cageur berusaha mencari putranya itu dalam kesedihan.

BACA JUGA:BMKG: Waspada Gelombang Tinggi Dalam 2 Hari Kedepan

Sayang, usaha Mbah Dalem Cageur mencari anaknya yang tenggelam itu tidak membuahkan hasil.

Di tengah putus asa, Mbah Dalem Cageur memerintahkan penduduk untuk membobol waduk tersebut dan melarang diairi kembali.

Setelah bendungan itu mengering, putranya berhasil ditemukan lalu dibawa ke tempat yang kemudian diberi nama 'Munjul Bangke'.

Adapun nama Munjul berarti tempat yang menonjol, sedangkan Bangke berarti Bangkai. 

BACA JUGA:Tuan Rumah SEA Games Kamboja Minta Maaf ke Indonesia Perihal Insiden Ini

Setelah itu, jenazah Pangeran Gencay dimakamkan di Desa Jagara.

Kategori :