Tidak adanya konfirmasi ulang tentang kondisi yang terjadi, akhirnya Didin memilih mundur.
"Akhirnya saya mengambil sikap mengundurkan diri, baik sebagai bacaleg atau pun dari keanggotaan Partai Demokrat,” tegasnya.
Didin merasa sudah tidak ada lagi penghargaan dari partai kepada kader utama dan pengurus inti.
"Masa saya sebagai pengurus inti DPD dengan mudahnya, cuma karena uang, mau ditukar nomor urutnya hanya karena saat itu Pak Yoyom siap membayar," jelasnya.
Padahal menurutnya, Didin menjadi kader dan pengurus partai lebih dari 20 tahun, dimulai sejak berdirinya Partai Demokrat.*