Teroris Serbu Malang, Ledakkan ATM, Gagal Sikat Rp437 Juta

Jumat 10-01-2014,14:13 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

MALANG - Gembong teroris sudah masuk Malang raya. Salah satu aksi \"pembukaan\" mereka adalah meledakkan ATM Bank Mandiri di jalan Kertanegara, Girimoyo, Karangploso, Kabupaten Malang, kemarin dinihari. Sampai kemarin sore, pelaku belum teridentifikasi. Pelaku juga gagal membawa uang Rp437 juta di dalam mesin ATM. Dugaan terorisme menguat, sebab para pelaku ini tidak menggasak uang hampir setengah miliar yang ada di ATM itu. Mereka juga ingin mengalihkan perhatian polisi dengan \"menggarap\" wilayah perbatasan Kabupaten dan Kota Malang. \"Mereka membuat takut warga. Unsur terornya ada,\" kata Wakapolda Jatim, Brigjend Suprodjo Wirjo Sumardjo menjawab Jawa Pos (Radar Cirebon Group) di lokasi kejadian. Data yang dihimpun dari lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada kemarin dinihari sekitar pukul 02.16. Pelaku berjumlah dua orang datang dari arah barat (Kota Batu) menuju ke timur (Ngijo, Karangploso). Mereka menggunakan sepeda motor jenis bebek. Kedua pelaku kemudian berhenti di sekitar ATM tersebut. Untuk diketahui, lokasi ATM berada di depan kompleks parkir PT Arthawena dan Warung Lesehan Ayam Goreng dan Ikan Bakar Pak H Sholeh. Satu pelaku kemudian turun ke ATM. Satu pelaku lain menunggu di atas motor. Sekitar tiga menit pelaku \"bertransaksi\" di dalam ATM. Diduga, pelaku sudah menyiapkan bom rakitan itu, sehingga mereka tak butuh waktu lama untuk mengeksekusinya. Usai menaruh bom yang diduga berada di atas tempat sampah (lokasinya tepat berada di sebelah mesin ATM), pelaku lalu keluar. Motor milik pelaku kemudian mengarah ke arah timur. Namun tak lama kemudian mereka putar balik dan menuju ke Kota Batu. Suasana kembali hening. Sekitar lima menit kemudian, blarrr ! bom meledak. Serpihan kaca berhamburan hingga radius 15 meter. Tembok di kedua sisi ATM juga jebol. Suasana pun kemudian menjadi panik. Warga langsung melapor ke Polsek Karangploso. Tak lama kemudian, Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta bersama sejumlah perwira Polres Malang sampai di lokasi. Pagi harinya, tim Labfor Cabang Surabaya dan Inafis Polda Jatim juga sampai di TKP dan langsung melakukan olah TKP. \"Uangnya aman, ini sasaran bukan duit bos,\" kata Adi. Kabidhumas Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono menjelaskan kejadian tersebut tak berbeda dengan teror bom di tempat lainnya. \"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, tim kita masih melakukan sterilisasi dan menunggu hasil Labfor. Kami juga masih mengumpulkan rekaman CCTV,\" ucap Awi. Lebih lanjut, Awi menjelaskan, ada dua CCTV yang diamankan. Antara lain milik Toserba Mbak Yanti (berada di ruko depan TKP) dan CCTV di dalam ATM Mandiri. CCTV ini sangat membantu polisi, sebab kamera pengintai tersebut tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Bukan hanya itu, polisi juga mengamankan empat saksi. Mereka dimintai keterangan secara maraton karena dianggap sebagai saksi kunci kejadian ini. Empat satpam itu adalah Rifai (satpam warung H Soleh), satu orang satpam BPR Sukorejo Makmur (lokasinya tepat berada di lokasi kejadian), serta Usmadi dan Supriyanto yang merupakan satpam PT Arthawena. \"Masih kami mintai keterangan,\" kata mantan Wadirlantas Polda Jatim itu. Sementara itu, Wakapolda Jatim, Brigjen Suprodjo Wirjo Sumardjo mengatakan, dari hasil olah TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Salah satunya adalah casing ukuran 10 x 15 x 25 sentimeter yang dibentuk serupa kontainer kecil. \"Ini untuk meletakkan material bom,\" kata Suprodjo. Suprodjo menjelaskan, di dalam kontainer tersebut, terdapat dua potongan besi ukuran diameter 10-12 milimeter dengan panjang 3-5 sentimeter. Di dalam kontainer tersebut ditemukan jelaga dan serbuk ledakan. Serbuk tersebut mengandung belerang dan chlorate (potasium klorat). Untuk diketahui, klorat memiliki sejarah panjang dalam dunia teroris di Indonesia. Sejumlah kejadian bom yang dipicu dengan bahan klorat antara lain bom mobil Bali 12 Oktober 2002, bom ransel Bali 1 Oktober 2005, bom pipa Sulteng 28 Mei 2005, bom koper JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta 17 Juni 2009, dan bom buku 15 Maret 2011. Lebih lanjut, polisi yang juga pernah menjabat sebagai Wakapolda Kalimantan Selatan itu menyebutkan bom berjenis low esplosive (daya ledak rendah). \"Ini bagian dari teror dengan menakut-nakuti orang. Kami masih dalam kemungkinan ini dilakukan teroris. Kami akan dalami dulu, nanti akan kampi sampaikan,\" tegas dia sembari meminta masyarakat jangan terprovokasi dengan kejadian ini. Dia juga meminta polisi makin rajin melakukan patroli. Juna, office boy Primagama yang tempatnya tepat berada di depan lokasi kejadian mengatakan, hingga pukul 02.00 dia tidak merasakan firasat apa-apa. Dia pun masih berada di lantai I dan bermain game di personal computer. \"Biasanya disini ramai anak-anak trek-trekan, namun semalam kok tumben sepi,\" kata dia. Pria yang akrab disapa kribo tersebut menjelaskan, dia pun naik ke lantai II ruko yang dijaganya dan memainkan game di ponsel. Tak lama kemudian terdengar ledakan yang cukup keras. \"Hanya sekali saja. Namun sangat keras. Berantakan semua. Kaca-kacanya berhamburan ke jalan raya. Namun monitor ATM masih menyala. Kami bahu membahu membersihkan,\" kata dia. Sementara itu salah satu staf Bank Mandiri, Suharjanto menjelaskan, kejadian itu baru pertama kali di Malang. \"Brankas memang didesain memiliki ketahan terhadap ledakan tertentu,\" katanya. Untuk diketahui, brankas tetap tak tergoyahkan sedikitpun. Padahal handel pintu terlempar sedikitnya 15 meter hingga ke depan ruko seberang jalan. Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta menegaskan, di dalam brankas ATM tersebut terdapat uang Rp 437 juta. Uang itu kemarin siang langsung dievakuasi dan diamankan di salah satu bank Mandiri di kawasan Kota Batu. \"CCTV di ATM masih kami pelajari,\" tandas penyidik KPK selama enam tahun itu. Pihak Mabes Polri memilih berhati-hati menyikapi kasus bom di ATM Mandiri tersebut. Belum ada dugaan-dugaan tertentu mengenai siapa pelakunya. \"Kami berpegang pada fakta hukum. Siapa pelaku dan apa motifnya baru akan ketahuan jika sudah tertangkap,\" ujar Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie kemarin. Hingga saat ini, tutur Ronny, pihak Polda Jatim memastikan jika bom yang meledak berjenis low explosive. Hal itu didasarkan pada efek ledakan. Pintu ATM terlepas dan terlempar hingga satu meter. Kemudian, kaca kiri dan kanan bilik ATM pecah dan terlempar hingga 20 meter ke arah halaman parkir sebuah rumah makan yang memang bersebelahan dengan ATM. Polisi juga menemukan casing pelat besi  berukuran 10x15x25 sentimeter dengan ketebalan dua milmeter. Casing tersebut rusak dan pelat besinya terlempar sejauh 20 meter. \"Diduga casing itu adalah kontainer untuk meletakkan material bom,\" lanjut mantan Kapolwiltabes Surabaya itu. Mesin ATM sendiri masih utuh. Untuk bahan bom, pihaknya masih menunggu analisis Labfor Polri Cabang Surabaya. Hanya saja, memang ditemukan potongan-potongan besi ukuran 10 dan 12 milimeter dengan panjang 2-5 sentimeter. Kemudian, ditemukan pula jelaga di kontainer dan serbuk sisa ledakan yang mengandung unsur belerang dan klorat. Ronny menambahkan, penyidik saat ini juga sedang meneliti rekaman CCTV milik sebuah swalayan yang berada di seberang lokasi ATM. Pihak Bank mandiri juga telah mengamankan seluruh uang dalam mesin ATM tersebut. (did/byu)

Tags :
Kategori :

Terkait