Profesor Ahli Air Zam Zam dari Madinah Belajar ke Syekh Panji Gumilang, Puji Istana Beras Al Zaytun

Kamis 25-05-2023,14:22 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

BACA JUGA:Disebut Yahudi, Ini 3 Salam Khas Syekh Panji Gumilang di Mahad Al Zaytun

Usai mengunjungi Istana Beras Al Zaytun, guru besar itu kembali mengungkapkan kekagumannya terhadap ponpes yang lokasinya tidak jauh dari ruas tol Cipali itu.

Dia pun mengungkap hasil pertemuan WIEF 12th (World Islamic-Economic Forum) di Jakarta. Para pembicara mengingatkan akan ancaman kekurangan pangan. 

Para pembicara, jelasnya, terdiri dari Jusuf Kalla, Sri Mulyani, Sandiaga Uno dan ketua WIEF Datuk dari Malaysia yang mengungkap hal itu. Menurut mereka, dunia akan menghadapi kekurangan pangan setelah tahun 2020.

Tapi, lanjut profesor, di Al Zaytun sudah siap mengantisipasinya. Di antaranya seperti yang dilakukan di Istana Beras Al Zaytun.

BACA JUGA:Bukan Hanya Argentina, Ini Negara-negara yang Sudah Dihubungi Erick Thohir, Calon Lawan Berikutnya

Ketika melihat begitu banyak burung bangau berjalan di tanah, ia pun berujar: “Inilah tempat yang paling aman, Hazza Haqiqol Madinah, ini adalah hakikatnya Madinah".

Bukan hanya memuji Istana Beras. Profesor yang tinggalnya di Kota Madinah ini, juga takjub dengan Mesjid Rahmatan Lil Alamin. Dia pun terus berdoa dan selalu bertakbir ketika berada di dalam masjid itu.

“Masjidil Haram di Mekah seperti sudah bukan milik Islam lagi, karena banyak peninggalan Nabi Muhammad SAW yang digusur demi kepentingan bisnis semata,” kritiknya.

"Saya menemukan Indonesia yang lain di sini. Dibangun oleh sesuatu sistem yang hebat, serius dan leadership yang sangat hebat pula,”  ungkap dia.

BACA JUGA:H Faisal Kesal Banyak Wartawan, Rebecca Klopper Sampai Diusir dari Rumah Fadly?

Sebenarnya kedatangan guru besar tersebut ke Al Zaytun untuk belajar soal padi. Terutama teknik penanaman padi dalam ruang. 

Karena itu, dia pun mengundang ahli pangan Al Zaytun untuk datang ke Arab Saudi. Untuk mengurai teknik penanaman padi dalam ruang di sana.

Dari kunjungan guru besar Madinah itu, tulis Fitria, bisa diambil kesimpulan soal penilaian orang terhadap Al Zaytun.

Apa yang disampaikan profesor itu, menjadi pembeda antara penilaian dari seorang ahli ilmu dan dari ahli prasangka.

BACA JUGA:Biksu Thudong Menangis di Tegal, Sampai Angkat Jempol Kaki

Kategori :