"Panji Gumilang, Kesejukan Beragama dan Kontroversi
Oleh: Taufiq Zaenal Mustofa MSi, Penulis adalah Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Indramayu
RADARCIREBON.COM - Fenomena praktik keberagamaan secara ganjil dan kontroversial bukanlah hal baru di negeri ini. Dulu publik digemparkan oleh kehadiran Yusman Roy Malang dengan praktik shalat bilingualnya, juga Mushaddeq Sidoarjo yang mengaku sebagai Nabi terakhir.
Ini belum menderet fenomena Lia Aminuddin (Lia Eden) yang mendirikan agama baru Salamullah setelah mendapat wahyu dari, konon, Jibril As dan endemi Islam Liberal yang kini mulai redup.
Saat ini publik kembali geger dengan apa yang diunjuk-ragakan Panji Gumilang, pimpinan Ma'had al Zaytun, Gantar, Indramayu.
Sejak kehadirannya di kota Mangga, Ma'had al Zaytun a.k.a Panji Gumilang memang tak pernah berhenti menghentak nurani publik dengan segudang kontroversi yang mengitarinya.
BACA JUGA:Bikin Resah Warga, Belasan Anak Siswa SMP Cirebon Diamankan Polisi di Majalengka
Dari mulai sumber dana yang misterius, metode pengajaran agama yang tak lazim, manajemen pesantren yang sentralistik, pergaulan sosial yang eksklusif, dan lain sebagainya.
Yang terbaru tentu saja tentang mencampur aduk jamaah laki-laki dan perempuan dalam baris depan ketika menunaikan shalat Idul Fitri kemarin.
Sebelumnya Panji juga menggempur kesadaran religi publik dengan anjuran menyanyikan salam tradisional Yahudi sebelum memulai acara dan pentingnya memberi ruang gerak pada perempuan dalam area-area sakral agama yang selama ini didominasi laki-laki selayak khutbah Jumat.
Laki-laki kelahiran Gresik ini juga menganggap bahwa satir (pembatas) antara laki-laki dan perempuan dalam shalat merupakan simbol perbudakan dan harus lekas dievaluasi.
BACA JUGA:Arab Saudi Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel, Panji Gumilang Gigit Jari Lagi
Yang paling memilukan nurani umat Islam tentu saja pembelaan Panji yang ahistoris terhadap Israel. Bagi Panji, Israel atau Bani Israil adalah entitas etnis yang suci dan perlu dihormati.
Sebab Israel juga lahir dari tradisi semitisme Abrahamik. Panji mengabaikan fakta tentang kolonialisme bengis Israel terhadap bangsa Palestina yang dilakukan sejak tahun 1948 hingga kini. Ironisnya, Panji menjadi "duta Israel" justru dengan justifikasi dari ayat-ayat suci Qurani.
Mazhab Bung Karno?