JAKARTA, RADARCIREBON.COM – Alumni Al Zaytun, Muhammad Ikhsan, membantah semua tudingan Ken Setiawan yang mengaku dari NII Crisis Center.
Beberapa tudingan yang dibantah adalah soal santri yang boleh zinah dengan membayar sejumlah uang, naik haji di Mahad Al Zaytun dan sebagainya.
Baginya, tudingan tersebut sangat mengerikan. Sebab, sangat berdampak pada alumni Al Zaytun yang sudah berada di luar.
“Kami posisinya sama seperti sandwich. Kami nggak setuju dengan apa yang dilakukan Syekh Panji Gumilang. Tapi juga tidak setuju dengan apa yang dituduhkan Mas Ken,” tandas Muhammad Ikhsan.
BACA JUGA:Aturan Baru Bikin SIM Wajib Ada Sertifikat Mengemudi, Khusus Cirebon Simak Penjelasan Kompol Rudi
Disampai Ikhsan, Ken selalu bilang di Al Zaytun ibadahnya tidak diwajibkan, puasa tidak diwajibkan, ibadah haji juga. Praktek itu, tidak diaplikasikan ke santri. Atau yang bersekolah di sana.
“Kalau Mas Ken, dipraktekan itu di mana gitu? Bukan Al Zaytun kan? Di Al Zaytun itu, tidak ada praktek demikian,” tandasnya.
Menurutnya, apa yang disampaikan Ken Setiawan tidak ada yang benar. Apalagi fitnah soal santri yang boleh zinah dengan membayar Rp2 juta.
“Tidak ada yang betul. Apalagi tuduhan di podcast Mas Ken, kalau membayar Rp2 juta diperbolehkan zinah. Ya salam. Itu tuduhan yang paling mengerikan buat kami. Kami sakit hati betul itu,” ungkapnya.
BACA JUGA:KEMBALI SUKSES, Rara Pawang Hujan Jadi Perhatian Official Argentina
Diungkapkan Ikhsan, sebagai alumni yang pernah belajar 6 tahun di sana, tentu dia mempertanyakan kapasita dari Ken Setiawan.
“Ini orang kok berani-beraninya bicara. Kita dituduh apa sama lingkungan kita? Tetangga kita. Saya dari tahun 2000-2006. Itu tidak ada dan tidak benar sama sekali,” tegasnya, di talk show TV One yang turut dihadiri Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum secara virtual.
Ditegaskan Ikhsan, 6 tahun di sana, syariah Islam benar-benar diaplikasikan. Untuk khatib saja, diseleksi betul. Sampai lolos, materinya nggak menyimpang dari syariah.
Kurikulum di Al Zaytun juga normal semua. Sesuai dengan kementerian agama. Tidak ada sama sekali perbedaan. Tidak ada kajian khusus NII di Al Zaytun. Semua diadopsi dari Pesantren Gontor. “Saya pengurus pelajar, mengerti semua pergerakan kami dan semua bersama-sama,” tegasnya.
BACA JUGA:Setelah Tepuk Tangan dan Doa Bersama, Demo Al Zaytun Bubar, Kapolres: Kita Tunggu Investigasi MUI