“Dengan demikian, kalangan pesantren dan umat Islam telah memberikan sumbangan besar bagi negara ketika akan merdeka,” paparnya.
Tetapi, sambung Mahfud MD, karena politik pendidikan yang ditinggalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda diskriminatif, islamophobi, pada waktu itu sesudah Indonesia merdeka dari kalangan pesantren, tokoh Islam, para pemuda yang tidak tertampung di tugas pemerintahan negara baru ini.
Pesantren kembali mendidik anak muda Islam. Tetapi ada juga yang marah, karena tidak bisa menjadi tentara dan duduk di kursi pemerintahan.
Alasannya, mereka tidak memiliki ijazah. Kondisi ini, disebabkan penjajah bertindak diskriminatif, di mana rakyat hanya boleh sekolah sampai SD.
Di situlah tokoh seperti Kartosuwiryo membentuk Darul Islam dan bersambung menjadi perjuangan mendirikan Negara Islam Indonesia.
Jadi, kata dia, Panji Gumilang dulu induknya adalah Negara Islam Indonesia. Merupakan organisasi tanpa bentuk. Gerakan bawah tanah, tapi ada strukturnya.
"Ada syekh yang memimpin. Kemudian ada gubernurnya, menterinya, bupati, ada camat juga," katanya.
Gerakan itu, diketahui oleh pemerintah. Sehingga pada awal tahun 1970-an, oleh pemerintah digalang. NII ini dipecah. Yang satu untuk melawan yang lain.
“Itu operasi Ali Moertopo biasa begitu dulu. NII ini dulu, ini saya dengar dari sumbernya langsung. Jadi pemerintah tahu, NII masih hidup. Kalau begitu diadu saja, antara NII dengan NII,” bebernya.
Maka, diceritakan Menko Polhukam, dibentuk NII yang ada struktur pemerintahnya, dan di kemudian dari NII ini salah satu wilayahnya Komandemen 9. Itulah yang sekarang menjadi Al Zaytun.
“Jadi, sebenarnya itu bentukan pemerintah pada waktu itu. Tapi sesudah merasa nyaman dengan pemerintah, Panji Gumilang memecahkan diri,” ungkapnya.
Panji Gumilang kemudian menampilkan sosok Al Zaytun yang seperti sekarang ini. Tapi latar belakang sejarahnya, pengikutnya, masih banyak yang memang ideologinya NII.
BACA JUGA:Fisika di Balik Nikuba Dibongkar, Benarkah Dikontrak Ferrari hingga Lamborghini?
Meski demikian, Mahfud MD menolak bila kemudian Al Zaytun dibubarkan. Sebab, sampai sekarang pemerintah tidak pernah membubarkan pesantren.