CIREBON, RADARCIREBON.COM – Perancang alat konversi bahan bakar bernama Nikuba, Aryanto Misel siap menjual karyanya kepada siapapun yang berani melayangkan penawaran tinggi.
Tanpa tedeng aling-aling, Aryanto Misel yang notabene warga Desa Lemahabang, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, bersedia membandrol Nikuba dengan nilai Rp 15 milliar.
"Itu lebih baik bahasanya mending saya jual, saya jual teknologi dengan harga Rp 15 milliar maka akan saya buka (formulanya)," ujar Aryanto Misel, dilansir dari channel YouTube Kanal Cirebon pada Senin 17 Juli 2023.
Dia mengaku tidak ingin ambil pusing atas pro dan kontra mengenai karyanya yang sudah dipamerkan ke negeri Pizza Italia beberapa waktu lalu.
BACA JUGA:Humas Polda Jabar Berikan Materi Kehumasan ke Polres Cirebon Kota
"Saya nggak mau pusing lagi, sudah (kalau dijual seharga Rp 15 M) saya lepas. Itu dia yang mau ambil BRIN atau siapa terserah saja," sambungnya.
Pria berkacamata ini menyebutkan, jika Nikuba merupakan karya teknologi tiada tanding yang belum pernah tercipta di dunia.
Bahkan, untuk merangcang Nikuba, Aryanto Misel membutuhkan waktu yang tidak sebentar, yakni lima tahun lamanya.
"Itu kan sebuah karya teknologi yang enggak ada ya sebetulnya, saya mempelajari itu (Nikuba) sampai lima tahun sampai habis motor dua (terbakar)," papar Aryanto.
BACA JUGA:4.791 Siswa Gagal PPDB Gara-gara Curang Domisili, Begini Kata Gubernur Ridwan Kamil
"Karena dia (Nikuba) menyedot strum-nya kan tinggi, kan selama ini cukup menyita waktu," imbuhnya.
Sementara, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) buka suara usai dituduh memata-matai Aryanto Misel saat mempersentasikan hasil temuan Niku Bayu (Nikuba) di Italia.
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Haznan Abimanyu mengklaim, bahwa kedua belah pihak (Aryanto Misel dan BRIN) diajak ke Italia oleh pengundang yang sama.
"Memang betul ada periset BRIN yang datang ke Italia dan bertemu secara kebetulan, juga bertemu dengan pak Misel," kata Haznan, dilansir Senin 17 Juli 2023.
BACA JUGA:Kolaborasi dengan PNG Power, PLN Siap Pasok Listrik di Perbatasan Papua Nugini
Mengenai penjelasan itu, BRIN tak menyebutkan secara pasti siapa pihak pengundangnya tersebut. Hanya saja, sebagai 'produsen roda dua yang induk perusahaannya di Italia.
Pengundang itu diduga Octagon Precision Indonesia, perusahaan yang punya unit bisnis pemasaran motor listrik Gesits.
"Keduanya punya misi berbeda. Peneliti BRIN membawa misi kerja sama teknologi motor listrik sedangkan Aryanto terkait Nikuba," jelasnya.
"Tidak ada kaitannya sama sekali dengan Nikuba, cuma kebetulan sponsornya sama," imbuhnya. (*)