JAKARTA, RADARCIREBON.COM - Sebagian pemerhati transportasi, kehadiran Bandara Kertajati Majalengka dinilai tak efektif.
Meskipun, operasional Bandara Husein Sastranegara Bandung dipindahkan ke Bandara Kertajati.
Kendati demikian, pemerintah tidak tinggal diam. Menjelang pemindahan operasional bandara dari Husein Sastranegara ke Kertajati, sejumlah sarana akomodasi telah disiapkan.
Kemenhub maupun Pemprov Jabar saling berkoordinasi agar tidak ada calon penumpang yang tidak terlayani dengan baik.
BACA JUGA:Pilkades Serentak Kabupaten Kuningan, Sekda Dian: Panitia Jalankan Tugas Sesuai Regulasi
BACA JUGA:Waspada! Indonesia Sedang Diadu Domba oleh Negara Adidaya
Apalagi, Bandara Kertajati sudah bersiap melayani penumpang udara sesuai rencana pemindahan operasional Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Kertajati pada Oktober 2023.
Oleh karenanya, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat telah berupaya memenuhi integrasi moda dari dan menuju Bandara Kertajati pada rute Kota Bandung dan Cirebon dengan angkutan bus maupun agen travel.
“Penyiapan shelter angkutan darat memerlukan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan."
"Oleh karenanya saya minta Pemprov Jabar untuk membahas upaya integrasi dari Bandara Kertajati menuju Kota dan Provinsi lainnya maupun sebaliknya."
BACA JUGA:Tegas, Panglima TNI: Tidak Ada Prajurit yang Kebal Hukum
"Selain itu, saya juga meminta Pemprov Jabar mengkurasi agen perjalanan yang memiliki record bagus,” jelas Menhub Budi Karya Sumadi.
Sementara, Sekda Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja menyampaikan pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa pihak penyedia jasa angkutan darat untuk memenuhi integrasi antarmoda menuju Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, maupun Jawa Tengah.
Pengembangan Bandara Kertajati telah menarik minat beberapa pihak dari India dan Arab Saudi.
Mereka telah menyampaikan minatnya untuk mengembangkan Bandara Kertajati.