"Sampai akhirnya, tempat tersebut dinamai Desa Panulisan," tutur H Abung.
BACA JUGA:10 Trik Trading Crypto Agar Untung
Kakak ipar yang terus mengikutinya, membuat Nyi Herang kembali kabur ke arah timur lagi.
Akhirnya sampai di suatu tempat, kehadirannya membuat penduduk sekitar merasa terpesona dengan sosok Nyi Ratna.
"Mereka sangat mengagung-agungkan sosok Nyi Herang, sehingga tempat tersebut dikenal dengan nama Luragung," beber H Abung.
Merasa terus dibuntuti, Nyi Ratna kembali melarikan diri dan sekarang lari ke sebelah selatan lalu berbelok ke sebelah Barat.
BACA JUGA:Bagikan Pengalaman Asyiknya Kerja di BUMN, PT PP Goes to UNPAR
Di akhir pelarian, Nyi Ratna menemukan sebuah situ (danau kecil) dengan air yang jernih (herang), dirinya lalu memutuskan untuk duduk di pinggir situ tersebut.
Sedang asyik duduk menikmati air, ternyata kakak ipar kembali muncul. Kemudian, Nyi Ratna Herang menceburkan diri ke situ yang berair jernih tersebut.
Si kakak ipar pun mendekat ke bekas tempat duduk Nyi Ratna sambil menunggu kemunculan adik iparnya dari air.
Lama ditunggu, ternyata Nyi Ratna tidak muncul juga dari dalam air. Kakak ipar pun putus asa dan kembali ke Kerajaan Pajajaran.
BACA JUGA:Untung Ketemu Sosok Ini, Dafi Pendaki Remaja Asal Kuningan Akhirnya Pulang dengan Selamat
"Air situ tersebut mendadak hilang lalu munculah makam yang disebut kuburan Nyi Herang, maka dikenal lah Desa Ciherang," kata H Abung.
Makam yang posisinya di pinggir Sungai Cigede itu, hingga kini kondisinya terkesan apa adanya.
"Sudah pernah dicoba, tetapi pemiliknya seperti menolak untuk dilakukan perbaikan," pungkas H Abung.*