RADARCIREBON.COM - Jawa Barat memiliki jalan tol dengan terowongan yang merupakan pertama kalinya ada di Indonesia yakni Cisumdawu Twin Tunnel.
Keberadaan terowongan kembar di Jalan Tol Cileunyi Sumedang Dawuan ini, menjadi ikon dari ruas bebas hambatan sepanjang hampir 62 kilometer itu.
Menembus bukit di Kabupaten Sumedang, terowongan Tol Cisumdawu memiliki panjang 477 meter dan menjadi salah satu yang dinantikan oleh pengguna jalan ketika melintas.
Karenanya tidak salah bila terowongan kembar tersebut menjadi sangat ikonik. Bahkan, Presiden RI, Ir Joko Widodo (Jokowi) begitu bangga. Hingga ketika Tol Cisumdawu diresmikan, memilih di sekitar lokasi twin tunnel.
BACA JUGA:Menarik Nih! 10 Operator Angkutan Umum Tujuan Bandara Kertajati Tawarkan Diskon Tarif
Meski di jalan tol ini adalah yang pertama, tapi jauh sebelum itu, sudah dibangun beberapa terowongan lain di Jawa Barat. Bahkan ada yang menembus gunung dan lebih panjang.
Salah satu terowongan terpanjang di Jawa Barat menggunakan nama Ratu Belanda. Sebab, dibangun di era pemerintahan kolonial untuk jalur kereta api.
Pembangunannya tentu belum menggunakan teknologi canggih seperti sekarang. Namun, konstruksinya masih kokoh sampai dengan saat ini. Yakni Terowongan Sasaksaat dan Terowongan Wilhelmina.
Terowongan Wilhelmina dibuat pada masa pemerintahan Belanda. Terowongan ini terletak di Jalan Pantai Karapyak, Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
BACA JUGA:5 Tempat Camping Murah di Bandung, Tarif Mulai Rp15 Ribuan Dijamin Puas
Sementara Terowongan Sasaksaat ini berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Terowongan ini juga dibangun pada zaman penjajahan Belanda.
Terowongan ini membelah perbukitan Cidepon. Berdekatan dengan Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat, Bandung Barat.
Hanya, kedua terowongan ini berbeda penggunaannya dengan Twin Tunnel Cisumdawu.
Ratu Wilhelmina dan Sasaksaat adalah terowongan untuk jalur kereta api. Sementara Twin Tunnel untuk jalan tol.
BACA JUGA:Connie Rahakundini Bicara: Yang Mesti Dihukum Al Zaytun atau Yang Menciptakan?